Satu keluarga di Kampung Sumedang, Desa Bojongkasih, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, mengidap parkinson. Mulanya, kakak-beradik yang berjumlah enam orang itu kerap demam tinggi, hingga pada akhirnya mereka terserang penyakit tersebut.
Keenam anggota keluarga itu yakni Yayah (63), Patimah (61), Rupiah (58), Salamah (53), Saepudin (50), dan Omo (48). Mereka merupakan kakak-beradik dari pasangan almarhumah Umi Marsikah dan Hasbullah.
Empat di antaranya masih dapat beraktivitas meskipun sekujur badannya mengalami tremor parah. Sedangkan dua lainnya yakni Yayah dan Patimah saat ini sudah terbaring tak berdaya akibat penyakit Parkinson yang dideritanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Omo, salah seorang pengidap parkinson, mengatakan di keluarga tersebut tidak ada yang memiliki riwayat parkinson. Bahkan, kedua orangtua mereka, yakni almarhumah Umi Marsikah dan Hasbullah selalu sehat tanpa menunjukan gejala penyakit tersebut.
Namun saat kecil hingga usia belasan tahun, keenam kakak-beradik itu mengalami demam tinggi hingga step.
"Sering step atau kejang-kejang. Bahkan sampai kuliah itu memerah seperti kulit yang terbakar api. Ada yang muncul benjolan juga," kata Omo, Rabu (20/9/2023).
Saat dewasa, anak tertua dari keluarga tersebut yakni Yayah mulai menunjukan gejala parkinson, dimana seluruh badannya menjadi kaku dan tangan hingga kakinya gemetar atau tremor. Setelah Yayah, lima anggota keluarga lainnya juga mengalami penyakit serupa.
"Yang pertama kakak saya Yayah pada tahun 1990 mulai terkena Parkinson. Kemudian Patimah, selanjutnya Salaman, Saepudin, lanjut ke saya (Omo) dan yang terakhir mengalami parkinson itu kakak saya Rupiah. Jadi total enam orang di keluarga saya yang mengidap parkinson," kata dia.
Bahkan puluhan tahun menderita parkinson membuat kondisi Yayah semakin parah hingga hanya bisa terlentang di atas tikar di rumah panggung milik orangtuanya.
Omo mengaku bingung dengan kondisi keluarganya yang hampir semua mengidap parkinson. Padahal kakek-nenek, orangtua, hingga anak dan cucu dari keluarga tersebut tidak mengalami parkinson.
![]() |
"Orangtua kami sehat, anak dan cucu dari kakak serta adik saya juga sehat. Hanya kami berenam yang mengidap parkinson. Bahkan tiga kakak kami yang sekarang sudah meninggal dunia juga sehat tidak mengidap parkinson," kata dia.
Bahkan, lanjut dia, medis juga kebingungan dengan fenomena penyakit yang diderita keluarganya. "Dulu sempat dibawa ke rumah sakit. Hanya didapat diagnosa jika penyakit yang kami derita itu parkinson. Tapi penyebabnya belum terungkap," ucap Omo.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Yusman Faisal kasus satu keluarga parkinson tersebut pertama kali mencuat pada 2007. Pihaknya sudah menerjunkan tim untuk memantau dan memberikan penanganan pada keluarga tersebut.
"Sejak 2007 sudah ditangani. Rutin dari puskesmas mengecek kesehatan dan memberikan obat. Sempat dibawa juga ke rumah sakit," kata Yusman.
Menurut Yusman, penyakit parkinson biasanya terjadi karena adanya kekurangan protein ke otak. Hal itu bisa disebabkan faktor genetik, kekurangan asupan gizi, hingga adanya benturan yang mempengaruhi saraf.
Namun Yusman mengaku Dinkes masih belum mengetahui penyebab satu keluarga tersebut mengidap Parkinson. "Sudah sempat dicari tahu penyebabnya, tapi kami belum bisa mendeteksi apa penyebab bisa sampai satu keluarga mengidap parkinson, fenomena yang langka," kata dia.
(orb/orb)