Pegunungan Sanggabuana menjadi penjaga ekologis di ujung Karawang selatan. Banyak peristiwa alam menarik yang jarang diketahui. Salah satunya karena tempat ini menjadi area singgah burung raptor yang bermigrasi.
Tim eksplorasi Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) mengungkap selama melakukan eksplorasi dalam empat tahun terakhir, mereka mendapati fakta peristiwa migrasinya burung raptor dari Siberia.
"Banyak data yang kami hasilkan baik secara visual, maupun non visual selama melakukan penelitian di Pegunungan Sanggabuana. Salah satunya Sanggabuana menjadi tempat migrasi unggas dan raptor dari Siberia," ujar Direktur Eksekutif SCF, Solihin Fuadi, saat dihubungi detikJabar, Selasa (19/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solihin mengatakan peristiwa langka itu terjadi tiap akhir tahun atau pada rentang Oktober hingga November. "Setidaknya 3 jenis raptor atau burung pemangsa bermigrasi, dari Siberia menuju Cina, dan Jepang melintasi Pegunungan Sanggabuana, dalam rentang waktu Oktober-November," kata dia.
Banyak diantara raptor tersebut mampir atau singgah ke kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana, bahkan hingga berkembang biak dan jumlahnya mencapai ribuan ekor.
"Tiga jenis raptor migran tersebut adalah Sikep Madu Asia atau Oriental Honey-buzzard, Elang Alap-alap Cina atau Chinnese Sparrowhawk, dan Alap-alap Nippon atau Japanese Sparrowhawk," ungkapnya.
![]() |
Ketiga burung pemangsa tersebut diterangkan Solihin, setahun sekali saat di wilayahnya musim dingin bermigrasi ke Indonesia melintasi wilayah Pegunungan Sanggabuana. Hal tersebut karena Sanggabuana bersuhu hangat.
"Ketika musim migrasi, ratusan bahkan ribuan burung pemangsa ini, juga akan terlihat berada di langit di atas pegunungan Sanggabuana. Beberapa membentuk kelompok dan terbang ke atas mengikuti pusaran angin atau udara hangat, dan kemudian melayang atau soaring," terangnya.
Perilaku para pemangsa ini di atas langit Sanggabuana itu juga menjadi atraksi yang menarik untuk dilihat, sekaligus jadi wahana edukasi.
Ketiga raptor tersebut memiliki status keterancaman yang sama. IUCN Red List menyebut mereka masuk dalam Least Concern atau beresiko punah sedang.
Penelitian yang dilakukan SCF dilakukan dalam rangka usulan perubahan fungsi kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana menjadi kawasan konservasi.
"Dalam eksplorasi yang sudah dilakukan selama ini, sudah banyak satwa langka dan endemik yang berhasil terekam secara visual, kami lakukan ini, dalam rangka usulan perubahan fungsi kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana menjadi kawasan konservasi," pungkasnya.
(iqk/iqk)