Seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, mengalami gizi buruk. Bocah bernama Dewi Susilawati itu sempat dirawat di rumah sakit hingga tak bisa berjalan. Dia tinggal di Kampung Manglid, Desa Cimangkok, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi.
"Berdasarkan data yang diperoleh, dari neneknya. Bahwa Dewi ini tinggal bersama neneknya setelah ibunya meninggal dunia. Sementara, ayahnya tinggal di Kampung Cimanggu," kata Camat Sukalarang Yanyan Mulya kepada detikJabar, Kamis (14/9/2023).
Yanyan mengatakan, bocah yang kini duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 6 itu terpaksa tak bisa kembali bersekolah karena kondisinya yang lemah. Kini, Dewi terkulai di kamar tidur dan tidak bisa beraktivitas seperti anak seusianya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewi lahir dengan kondisi normal. Namun seiring berjalannya waktu, dia tiba-tiba jatuh sakit dan didiagnosis alami gizi buruk dengan penyakit penyerta tipes.
"Pada 30 Agustus 2023, Dewi jatuh sakit dan dirawat di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi selama 6 hari dengan diagnosis gizi buruk dan tifoid," ujarnya.
Selama dirawat, berat badan Dewi menurun drastis. Dari yang awalnya 22 kilogram, kini menjadi 18,5 kilogram.
"Menurut pengakuan dari neneknya, pola makannya Dewi sejauh ini sudah mengikuti anjuran dengan makan tiga kali sehari dan mengonsumsi protein hewani seperti telur dan ayam," ucapnya.
"Meskipun begitu, indeks massa tubuh Dewi hanya 12.82 dan kata dokter dari rumah sakit angka itu yang menunjukkan status gizi buruk," sambungnya.
Atas kondisi tersebut, Dewi disarankan agar makan sebanyak empat kali sehari dengan porsi yang lebih kecil. Kemudian, ia juga harus mengkonsumsi makanan ringan dua kali sehari. Hal itu harus dilakukan untuk menjaga nutrisi Dewi.
Sementara itu, Kepala Desa Cimangkok Erik Suparman menambahkan, Dewi mendapatkan diagnosa gizi buruk setelah mengalami denam tifoid atau tipes. Saat ini, Dewi dalam pengawasan puskesmas desa.
"Dewi mengalami sakit hingga dinyatakan gizi buruk itu semenjak ia hendak naik kelas 5 ke kelas 6 SD. Sekarang Dewi tidak bisa sekolah karena tidak bisa berjalan dan hanya terbaring di kasur saja," kata Erik.
Kondisi Dewi saat ini, kata dia, sangat memprihatinkan. Bahkan untuk beraktivitas sehari-hari seperti mandi ia harus dipapah oleh neneknya.
"Kalau makan bisa sendiri. Hanya saja, ia tidak bisa jalan. Iya, makanya suka dipapah sama neneknya," ujarnya.
Kondisi Dewi yang mengalami gizi buruk dan kurangnya perhatian dari orang tuanya menunjukkan kebutuhan yang mendesak dari campur tangan pemerintah.
Terlebih lagi, semenjak ibunya dikabarkan meninggal dunia pada 8 tahun lalu, Dewi telah dirawat oleh neneknya Yuyum (60) dengan hanya mengandalkan penghasilan sebagai buruh tani.
"Dewi itu anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya Irfan bekerja sebagai sopir truk pasir di Sukalarang dan ia sudah menikah lagi. Nah, sekarang tinggal di Kampung Cimanggu, Desa Cimangkok," tutupnya.
(mso/mso)