Banyak cara dilakukan sebagian masyarakat untuk bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Kesempatan itu pun bisa diwujudkan dari balik jeruji besi.
Ya, sejumlah narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Indramayu ditawarkan mengikuti kuliah secara gratis. Terobosan mengajar perkuliahan di Lapas Indramayu itu datang dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) NU Indramayu.
Baca juga: Indramayu Waspadai Kebakaran Hutan dan TPA |
Sejumlah civitas akademik memberikan tawaran kuliah gratis bagi narapidana yang pernah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Hal itu agar, ketika para narapidana bebas sudah bisa menyandang sarjana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah direspon baik oleh Pak Kalapas mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik sehingga saudara-saudara kita yang kebetulan hari ini yang menjadi warga binaan, keluar jadi sarjana," kata Ketua PWNU Jabar Juhadi Muhammad, Jumat (8/9/2023).
Bagi narapidana yang berminat, nantinya mereka memilih kesempatan kuliah di program studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Manajemen Dakwah (MD), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), serta Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Tawaran belajar gratis itu pun dilakukan secara offline, yaitu mereka bisa menikmati pendidikan dari balik jeruji besi.
Menurutnya, program ini menjadi satu upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Indramayu, serta menguatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Syaratnya, mereka sudah lulus SMA untuk menikmati pembelajaran perguruan secara gratis.
"Kita offline, Alhamdulillah sudah berbasis teknologi. Jadi pembelajaran kita tetap bertransformasi pada peradaban yang sedang tren dengan digitalisasi," kata Ketua STIDKI NU Indramayu, Supendi Sami'an.
Menyambut terobosan itu, Lapas Indramayu segera melakukan asesmen terhadap warga binaan. Sedikitnya, ada 300 orang warga binaan yang memiliki syarat utama (lulus SMA) untuk mengikuti perkuliahan gratis.
"Ada hak dan kewajiban dari perjanjian ini yang harus diselesaikan. Nanti kita bicarakan lebih lanjut. Untuk lulus SMA itu ada sekitar 50 persen atau 300an," ungkap Kalapas Indramayu, Beni Hidayat.
(dir/dir)