Penyaluran bantuan sosial (bansos) yang diberikan secara cash (tunai) menimbulkan kekecewaan di masyarakat. Polisi mengungkap, pemotongan uang bansos sebesar Rp50 ribu itu ternyata untuk ongkos.
Diketahui, kasus dugaan pemotongan bansos itu bermula dari postingan seorang pria dengan akun Hikayat Benzema di media sosial Facebook. Pria warga Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi itu menuturkan, bansos yang harusnya ia terima sebesar Rp400 ribu, namun ternyata yang diterima hanya Rp350 ribu.
Kapolsek Cireunghas Resor Sukabumi Kota Ipda Hendrayana mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan dalam kasus tersebut. Dia memintai keterangan dari sejumlah pihak mulai dari Pendamping Sosial Desa Tegalpanjang, Badan Pemusyawaratan Desa, pihak korban yang diwakili istri dan ibu kandung serta Ketua RT yang diduga memotong bansos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra mengatakan, pemotongan uang bansos itu digunakan untuk biaya ongkos yang membantu keluarga penerima manfaat (KPM). Istri korban diketahui sedang mengandung sehingga meminta pertolongan orang lain untuk mengambilkan jatah bantuannya.
"Sudah kita kumpulkan jadi si pria itu kerja di Jakarta, jadi yang nerima itu istrinya, nerima uang Rp350 ribu, tapi karena istrinya hamil jadi nyuruh orang buat ngambil ke ATM, (orang yang disuruh) dikasih imbalan Rp50 ribu, memang biasanya dia dapat itu Rp400 ribu," kata Hendra saat dihubungi detikJabar, Selasa (5/9/2023).
"Yang bersangkuran tidak tahu informasi yang sesungguhnya bahwa istrinya telah memberikan uang sebesar Rp50 ribu untuk mengganti ongkos dan biaya pengambilan dana BPNT dari ATM warung," sambungnya.
Lebih lanjut, dia pun melakukan pemeriksaan silang kepada Ketua RT. Hasilnya, dari ke RT an tempat tinggal korban ada 17 penerima BPNT dan hanya korban yang menerima dana bantuan Rp350 ribu dengan dalih Rp50 ribu untuk balas budi.
"Kita diperiksa lagi (Ketua RT) khawatir berbohong ternyata ketengannya sama. Jadi saya juga nggak mau dibohongin sama RT, takutnya sudah dikondisikan makanya kami kroscek ulang," ungkapnya.
Kasus tersebut dianggapnya sudah selesai karena seluruh pihak sudah dimediasi di Mapolsek Cireunghas. Dia pun mengimbau kepada masyarakat penerima manfaat untuk tidak menitipkan kartu saat jadwal penyaluran bansos.
"Karena nantinya khawatir pada saaat pengambilannya ada biaya transportasi karena jauh, lebih baik diambil sendiri. Kalau kartu ATM pemegang bantuan sosial itu tidak ada administrasi pemotongan, karena di Undang-undangnya, tidak ada pemotongan," tegasnya.
"Kita kasih imbauan juga kepada para pendamping, jadi kita tidak mau mendengar ada hal ini terjadi di wilayah Cireunghas. Kalau terjadi lagi engan alasan apapun kita kan lakukan upaya penegakan hukum," sambungnya.
Sementara itu, pengunggah dengan akun Hikayat Benzema membuat unggahan baru terkait dugaan pemotongan bansos. Dalam video berdurasi satu menit 16 detik yang diterima, dia memberikan keterangan terkait uang Rp50 ribu itu.
"Saya ingin klarifikasi masalah uang yang kemarin Rp400 ribu, ada pemotongan Rp50 ribu, sebenarnya potongan Rp50 ribu itu untuk biaya admin dan transportasi. Inti masalahnya miskomunikasi saja yang salah antara penerima dan Pak RT. Jadi ini tidak ada masalah yang aneh-aneh," kata pria tersebut.
"Demikian saya nyatakan ini supaya tidak berkelanjutan dan dianggap selesai karena masalahnya hanya di komunikasi saja. Demikian pernyataan ini saya ucapkan jujur dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan saya klarifikasi ini dianggap selesai saja," tutupnya.
(dir/dir)