Di mana Willem Edward de Graaf? Sebuah pertanyaan yang mungkin hingga kini belum berhasil dipecahkan para pegiat sejarah, pria yang akrab disapa Willem itu bak hilang ditelan bumi usai bertugas sebagai pilot tempur elit Nazi.
Hal itu memantik penasaran sejumlah pegiat sejarah di Sukabumi, wajar saja Willem adalah pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat pada 11 Januari 1908 silam. Hal itu diungkap Dida Hudaya, Ketua Yayasan Jelajah Sejarah Soekaboemi kepada detikJabar.
"De Graaff lahir di Soekaboemi, Hindia Belanda (Sukabumi, Indonesia) pada 11 Januari 1908 dari pasangan Gustaaf Willem de Gaaff, seorang pria Belanda dan Elisabeth Christina Füglistahler, seorang perempuan berdarah Jerman-Indonesia," kata Dida mengawali kisahnya, Senin (4/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dida menghimpun berbagai narasi sejarah soal Willem, catatan koran masa lampau hingga website soal pesawat tempur. Dalam penelusurannya itu tidak ada yang menceritakan secara detil dimana Willem terakhir berada.
"Willem diketahui memiliki seorang kakak perempuan yang lahir di Kediri serta adik laki-laki. Berdarah campuran, Willem de Graaff memiliki perawakan yang sangat khas sebagaimana orang Indonesia umumnya," ujar Dida.
![]() |
Jauh sebelum bergabung dengan Nazi, menurut Dida Willem sempat bekerja di sebuah maskapai penerbangan Belanda yakni Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Hingga kemudian Willem yang merupakan insinyur aeronautika itu bergabung dengan Departemen Angkatan Darat Belanda.
"Sebelum bergabung dengan NAZI, Willem merupakan seorang pekerja di maskapai penerbangan Belanda yaitu KLM. Mengawali sebagai seorang insinyur aeronautika pada 1926 lalu aktif di Departemen Angkatan Darat Belanda dan mendapat kulifikasi brevet pilot militer pada 1931 dan brevet B pada 1933," ungkap Dida.
Alami Diskriminasi
Pada Mei 1933 Willem menjadi co-pilot untuk penerbangan KLM rute Eropa-Asia yang umumnya melayani rute Amsterdam - Batavia.
"Namun sayang, di masa-masa tugas inilah ia mengalami diskriminasi dan penolakan karena perawakannya yang tidak seperti orang Eropa. Mungkin hal itulah yang kemudian menjadi alasan Willem kemudian bergabung dengan Partai Nazi Belanda," kisahnya.
"Setelah jerman menginvasi Belanda pada tahun 1940, Willem akhirnya bergabung dengan partai NAZI Belanda, Nationaal-Socialistische Beweging (NSB) pimpinan Anton Mussert. Ia diterima sebagai anggota penuh dan menjadi simpatisan fanatik partai itu," sambung Dida.
![]() |
Sampai kemudian di tahun 1942 Willem mendaftarkan diri sebagai pilot sukarelawan di Luftwaffe, angkatan udara Jerman pada zaman itu. Dari sinilah kariernya dalam dunia penerbangan NAZI dimulai.
"Selepas dari Luftwaffe ia menawarkan dirinya sebagai pilot di sebuah pabrik pesawat di Liepzig, lalu bertugas di Versuchsverband des Oberkommandos der Luftwaffe, sebuah unit elite NAZI yang bertugas melakukan pengintaian rahasia dan menerjunkan agen - agen rahasia Jerman di wilayah musuh," pungkas Dida.
(sya/yum)