Akhir pekan lalu tepatnya 26-27 Agustus 2023, sebuah even spesial digelar di Kota Bandung yaitu lomba kereta peti sabun. Ajang ini kembali hadir setelah 35 tahun vakum.
Ratusan peserta terdiri dari tiga kategori lomba, yaitu anak, remaja, dewasa, serta kategori fun race yang pesertanya hanya untuk 18 tahun ke atas, bersaing menjadi yang terbaik.
Sesuai dengan namanya, kendaraan yang dipakai memiliki bentuk yang mirip kotak sabun dengan tambahan empat buah roda. Peserta saling beradu kecepatan di lintasan meluncur dari atas. Adapun pemenangnya ditentukan dari jauhnya jarak pada saat kendaraan berhenti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikJabar berkesempatan mengunjungi salah satu tempat pembuatan kereta peti sabun yaitu Tenda Biru di Jalan Veteran, Kota Bandung. Pemilik dari toko sepeda yang telah ada sejak 1998 ini bernama Isrin.
Isrin mengatakan tokonya menerima sepeda custom, salah satunya kereta peti sabun. Dia menceritakan tentang pembuatan kendaraan unik ini. Tepatnya lima bulan lalu, ia diminta seseorang untuk membuat sebuah kereta peti sabun, namun tak terealisasi. Baru sebulan lalu atau Juni 2023, dia bersama timnya mengerjakan proyek ini bahkan ikut terjun dalam lomba.
"Motivasi ikut lomba ini pertama, ikon Kota Bandung. Kedua, saya pribadi yang punya sebagai owner Tenda Biru, ingin memberikan peluang kepada anak muda untuk bisa mengaplikasikan ilmunya," katanya saat berbincang dengan detikJabar, Senin (28/8/2023).
![]() |
Berbeda dengan merakit sepeda custom lainnya, untuk kereta peti sabun diperlukan kreatifitas dari pemesan. Oleh karena itu, ketika seseorang datang dan sudah memiliki ide rancangannya, dia dan timnya tinggal membuatnya.
"Ternyata kalo kita regenerasi, kalo kita mau melimpahkan kekuasaan kepada anak muda, itu jauh dari bayangan kita. Itu akan lebih hebat, lebih indah hasil karyanya dibandingkan sama kita yang udah tua-tua lah gitu," katanya.
Salah satu kereta peti sabun hasil karyanya yaitu berkonsep klasik yang terinspirasi dari mobil Eropa yaitu Buggati keluaran 1937. Dia menjelaskan terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu pertama kendaraan yang aerodinamis dan kedua yaitu konsep mobil ekonomis.
"Kita bukan sekedar jadi petarung. Kami ini membawa usaha lah yang ke depannya nanti nyari untung. Istilahnya begitu ada ekonominya. Jadi kita menampilkan ada dua hukumnya dalam satu peti sabun. Yang pertama aerodinamis trus yang kedua estetika," katanya.
"Jadi yang kita pertahankan ke depannya adalah estetika bukan aerodinamis untuk memenangkan sebuah pertarungan. Karena ada unsur ekonomisnya. Karena kalau estetika ini jauh ekonomis lebih baik daripada aerodinamis. Nanti nilai jualnya lebih baik daripada yang aerodinamis," sambung Isrin.
Untuk pembuatan kereta peti sabun ini diperlukan bahan-bahan seperti fiber glass dari plate untuk bagian badannya, besi untuk kerangkanya, dan sofa empuk untuk kursinya dengan total modal sekitar Rp 10 juta hingga Rp 26 juta.
"Ini sebenernya sampai finishing itu sekitar empat minggu, iya sebulan. Jadi semuanya udah diprogres, digambar dulu lewat terus rangka-rangkanya, ukurannya, berapa dimensinya, terus geometrinya nanti harus bagaimana. Tapi memang sudah dipelajari semua" jelasnya.
(iqk/iqk)