Segudang Kenangan Terpatri di Balik Telepon Umum Bagi Warga Ciamis

Lorong Waktu

Segudang Kenangan Terpatri di Balik Telepon Umum Bagi Warga Ciamis

Dadang Hermansyah - detikJabar
Minggu, 27 Agu 2023 06:30 WIB
Sisa-sisa telepon umum koin yang masih ada di lorong Pasar Manis Ciamis.
Sisa-sisa telepon umum koin yang masih ada di lorong Pasar Manis Ciamis (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar).
Ciamis -

Bagi anak generasi 90-an tentunya masih ingat dengan telepon umum yang biasa dijumpai di sejumlah tempat strategis. Untuk menggunakan telepon umum tersebut biasanya harus memasukan uang koin terlebih dulu.

Telepon umum yang memiliki warna khas biru itu kini sudah tidak lagi digunakan seiring dengan perkembangan zaman yang sudah canggih. Orang-orang kini sudah menggunakan ponsel untuk saling terhubung.

Banyak orang memiliki cerita dan pengalaman tersendiri selama menggunakan telepon umum pada masanya. Dari soal urusan asmara hingga otak kriminal dengan mengambil uang koin dari telepon umum itu. Telepon umum pada tahun 90-an menjadi alat komunikasi yang paling diandalkan untuk berbagai keperluan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Ciamis, sisa-sisa telepon umum yang menggunakan koin masih dapat ditemui di beberapa lokasi. Salah satunya di Lorong Pasar Manis Ciamis dekat kantor UPTD Pasar. Di tempat itu terdapat 3 telepon umum yang kondisinya sudah rusak. 1 unit masih lengkap dengan gagang telepon, sedangkan 2 lagi hanya tinggal kotak teleponnya saja.

Bangkai telepon umum yang masih terpasang juga dapat ditemui di halaman Gedung GGT Ciamis dan di sebuah toko di kawasan Alun-alun Ciamis. Memang semuanya dalam kondisi rusak dan tidak lagi difungsikan.

ADVERTISEMENT

Setiadi, warga Kelurahan Ciamis, bercerita pengalamannya dengan telepon umum. Sewaktu masih duduk di bangku SMP, ia sering menghubungi teman wanita pujaannya yang kebetulan punya telepon rumah di kediamannya.

Untuk menghubungi teman wanitanya itu, ia bisa menghabiskan 10 koin receh Rp 100. Meski sering bertemu di sekolah, namun ia tetap ingin menelpon meski pembicaraan di telepon umum itu tidak begitu penting.

"Ya dulu masih inget, sering pakai telepon umum menghubungi gebetan. Kadang sore kadang malam. Yang dibicarakannya tidak begitu penting. Uang dapat minta dari orang tua ditukar dulu ke warung dengan uang koin Rp 100. Kadang habis Rp 500 kadang sampai Rp 1.000," ungkapnya, Kamis (24/8/2023).

Sementara itu, Yudi, warga Ciamis lainnya mengaku, sering menggunakan telepon umum untuk menghubungi radio kesayangan. Mulai dari mengucapkan salam-salam kepada orang-orang hingga request lagu.

"Kalau saya pakai telepon umum itu untuk kirim-kirim salam di radio dan request lagu. Kan di radio itu ada yang sistemnya pakai kertas lalu dibacakan oleh penyiar ada juga yang lewat telepon langsung," katanya.

Lain halnya dengan Yayat, warga Baregbeg, mengaku jarang memakai telepon umum untuk menghubungi seseorang. Namun dengan otak kriminalnya, telepon umum itu ia jadikan sebagai sumber uang jajan.

Yayat bercerita ketika usianya masih SD. Telepon umum itu ada di pinggir jalan di depan kantor desa. Pada pagi hari ia memasukan lidi ke lubang koin, agar ketika uang koin dimasukan menyangkut. Pengguna pun beranggapan telepon umum itu rusak.

Siang harinya, Yayat bersama temannya menghampiri telepon umum itu untuk mengambil uang koin yang nyangkut tersebut.

"Uang koinnya kan nyangkut. Lalu saya pukul-pukul supaya uang koinnya keluar di lubang bawah. Dulu uangnya sampai Rp 1.000 lebih, digunakan untuk jajanan dibagi sama teman. Itu cerita yang tidak baik, tapi memang kenangan adanya telepon umum," kenangnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads