Mediasi Konflik Jalan ke Rumah Kos Bandung Ditembok Masih Buntu

Mediasi Konflik Jalan ke Rumah Kos Bandung Ditembok Masih Buntu

Yuga Hassani - detikJabar
Jumat, 25 Agu 2023 20:30 WIB
Akses Jalan gang menuju kos-kosan di Citeureup, Dayeuhkolot ditembok tetangga
Akses Jalan gang menuju kos-kosan di Citeureup, Dayeuhkolot ditembok tetangga (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Mediasi antara pemilik sebuah kos-kosan di Gang Gotong Royong, Kampung Sukabirus, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, berinisial W dengan tetangganya N (70) masih buntu.

Sekadar diketahui akses jalan ke rumah kos milik W ditembok oleh N. Benteng atau tembok itu memiliki ketinggian dua meter dan panjangnya sekitar tiga meter.

Tembok tersebut tak sepenuhnya ditutup, hanya menyisakan ruang sekitar satu meter. Jadi penghuni kosan tetap bisa melewati benteng tersebut. Namun di area depan terdapat sebuah pintu gerbang yang ditutup rapat-rapat oleh N. Sehingga yang bisa membuka kunci gerbang tersebut hanya N.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

N berdalih jika lahan tersebut miliknya. Jika W ingin menggunakan areal yang ditembok, N meminta sejumlah uang.

Ketua RW 15, M Rahmat Solehudin (42) mengungkap keseharian N (70). Selama tinggal di wilayah tersebut N merupakan seseorang yang tidak bersosialisasi dengan masyarakat.

ADVERTISEMENT

Selain itu selama permasalahan tersebut pihaknya sudah berusaha menyelesaikan dengan kekeluargaan namun tak ada respons dari N sehingga kasusnya maju ke meja hijau.

"Kendalanya saya sebagai pengurus tidak bisa duduk bareng dengan tergugat. Padahal dia warga saya sendiri," ujar Rahmat, saat ditemui dikediamannya, Jumat (25/8/2023).

Upaya Rahmat menjembatani permasalahan ini terus dilakukan, tapi hingga persidangan selesai, benteng tersebut tidak juga dirobohkan. Padahal pengadilan memutuskan jika kasus ini dimenangkan oleh pemilik rumah kos.

"Jadi memang susah bersosialisasi untuk menengahi permasalahan ini. Harapan saya adanya kesadaran pihak tergugat agar permasalahan ini cepat selesai," katanya.

Rahmat menjelaskan dalam kesehariannya N selalu menutup diri. Makanya dirinya kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Sangat tertutup, mohon maaf. Jadi bahasa sangat tertutup ini jarang berkomunikasi. Ya kalau tegur sapa sih ada, cuma kalau permasalahan pribadi jarang dikemukakan ke pengurus maupun ke tetangga terdekat," jelasnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads