Kemarau kering akibat adanya fenomena El Nino kini mulai dirasakan dampaknya. Selain sumur warga mulai mengering, debit air di Sungai Citanduy kini mulai menyusut. Seperti yang terlihat di Bendung Dobo Sungai Citanduy, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.
Terpantau batuan cadas pada dasar Sungai Citanduy di sekitar Bendung Dobo kini sudah terlihat. Debit air yang kecil membuat sebagian aliran sungai menyusut.
Sejumlah warga memanfaatkan kondisi Sungai Citanduy yang menyusut dengan berbagai aktivitas. Mulai dari memancing, menangkap ikan dengan jala hingga dipakai berenang oleh anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Banjar Cahyadi menyebut Sungai Citanduy terlihat mulai menyusut beberapa hari lalu sejak musim kemarau. Semakin hari, dasar Sungai Citanduy terlihat karena kurangnya debit air.
"Ya memang kalau musim kemarau kondisi di Sungai Citanduy di sini pasti surut di sebelah sisi Bendung Dobo. Kalau kondisinya seperti ini banyak warga yang mancing dan cari ikan, ada juga anak-anak berenang," ungkapnya, Jumat (25/8/2023).
Sementara itu, Rahmat, Humas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, membenarkan sejak beberapa hari lalu kondisi debit air Sungai Citanduy menyusut akibat kemarau.
![]() |
Kondisi tinggi air yang ada pada sungai Citanduy sejak Kamis (24/8/2023), sesuai dengan pantauan alat ukur yang terpasang di Pataruman debitnya sekitar 14 m3/detik. Sedangkan untuk kondisi normal debitnya sekitar 292 m3/detik.
Panjang Sungai Citanduy sekitar 180 kilometer. Menjadi sungai yang terbesar yang ada di wilayah Priangan Timur. Sungai Citanduy dimanfaatkan untuk air bagi untuk 12 daerah. Diantaranya Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar.
"Sungai Citanduy biasa dimanfaatkan untuk air baku, Irigasi dan peternakan. Secara administrasi Pemerintahan, wilayah Sungai Citanduy terdiri dari 10 kabupaten dan 2 kota. Namun untuk sekarang dampak musim kemarau, debit air Sungai Citanduy menyusut sekitar 14 m3 per detik," jelasnya.
(yum/yum)