Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Ayah-Anak Korban KM Dewi Noor

Kabupaten Sukabumi

Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Ayah-Anak Korban KM Dewi Noor

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 24 Agu 2023 08:44 WIB
Pemakaman ayah dan anak korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Dewi Noor. Korban dimakamkan di Kampung Tipar II, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Kamis (24/8/2023).
Pemakaman ayah dan anak korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Dewi Noor di Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Jasad ayah dan anak korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Dewi Noor 1 di perairan Pulau Seribu tiba di rumah duka Kampung Tipar II, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, sekitar pukul 02.15 WIB, Kamis (24/8/2023).

Sejumlah keluarga terlihat berurai air mata menyambut kedatangan Nedin (66) dan putranya Riana (26). Untaian doa mengalir dari ratusan warga yang menunggu kedatangan jenazah sejak Kamis (24/8/2023) pagi.

Pantauan detikJabar, ada dua ambulans yang membawa jenazah korban yang sudah berada di dalam peti jenazah. Sejak keberangkatan dari Jakarta, ambulans tersebut mendapat pengawalan dari petugas kepolisian hingga tiba di rumah duka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau ini tulang punggung keluarga, adik ipar saya yang berangkat bekerja untuk menghidupi anak istrinya. Namun takdir berkata lain, kami pihak keluarga mesti ikhlas menerima," kata Saman (52) kakak ipar korban, saat ditemui di rumah duka Kampung Tipar II, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Kamis (24/8/2023).

Nedin sehari-harinya bekerja serabutan. Dia juga kerap berkebun dan memanen hasil kebun miliknya. Kepergiannya ke wilayah Kepulauan Seribu untuk bekerja sebagai buruh bangunan. Diduga ia mengajak dua putranya, Riana dan Hamdi. Pada pagi hari menjelang keberangkatannya, Nedin bahkan menyempatkan diri ke kebun untuk memanen pisang.

ADVERTISEMENT

"Hari Jumat (18/8) dia udah ada janjian dengan orang yang mau memberangkatkan kerja. Informasinya bakal berangkat jam 18.00 WIB. Saat itu dia menyempatkan diri ke kebun, namun baru beberapa jam anaknya jemput katanya mau berangkat karena mobil jemputan datang," ujar Saman.

"Saat itu dia pulang dari kebun, karena mendengar mobil sudah siap. Bahkan tidak sempat berangkat salat Jumat, berangkat dari rumah sama anaknya, yang nomer tiga. Ke sana mau kerja bangunan, tempatnya awalnya belum tahu dimana," sambung Saman.

Jasad ayah dan anak tersebut dikebumikan, Kamis (24/8/2023) pagi, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka. Keduanya dikubur berdampingan.

"Nedin itu adik ipar saya, mereka berangkat bertiga. Jadi ayah dan dua anaknya, yang satu lagi Hamdi belum tahu nasibnya. Bagi kami keluarga, harusnya ada tanggung jawab pemilik kapal terkait kejadian ini karena sekali lagi almarhum tulang punggung, kita juga misalkan naik kapal bawa motor motornya tenggelam pasti kita minta ganti seharga motor yang tenggelam. Apalagi ini nyawa manusia," tegas Saman.

Saman meminta pihak pemilik kapal bertanggung jawab. Karena santunan yang diberikan hanya sanggup untuk membiayai pemakaman. "Kalau santunan memang sudah dapat, tapi santunan segitu tidak cukup untuk pemakaman saja tidak cukup, bagaimana masa depan anak istrinya kan masih banyak tanggungan," pungkasnya.

(sya/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads