Kebakaran yang melanda TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdampak pada aktivitas warga di sekitarnya.
Asap pekat yang menyelimuti area TPA Sarimukti, turun mengurung permukiman warga di 15 RW. Dampak turunannya, aktivitas sekolah tatap muka dialihkan menjadi daring atau online.
Salah satunya Dena Rahayu (13), siswa kelas VIII MTs Al Ihsaniyah. Mulai Rabu (23/8/2023) hingga Kamis (24/8/2023), ia belajar secara daring karena terdampak asap kebakaran TPA Sarimukti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sekolah daring, sampai besok. Soalnya kemarin itu masih sempat tatap muka, tapi asapnya sudah masuk ruang kelas. Jadi kemarin diumumkan sekolahnya daring," kata Dena saat ditemui di TPA Sarimukti, Rabu (23/8/2023).
Amin Bunyamin, Kepala Sekolah MTs Al Ihsaniyah mengatakan, keputusan mengubah pembelajaran dari tatap muka menjadi daring utamanya demi kesehatan dan keselamatan siswa.
"Jarak dari sekolah ke TPA (Sarimukti) itu sekitar 6 kilometer, tapi kemarin asapnya sudah sampai sini. Sehingga hari ini, diputuskan siswa belajar daring," kata Amin.
Ia khawatir jika memaksakan siswa belajar tatap muka, kesehatannya bisa terganggu karena terus menerus menghisap asap kebakaran sampah.
"Alasan belajar daring utamanya kesehatan anak-anak, khawatir bisa mengganggu kesehatan. Karena asap sampah itu beda dan berbahaya, terasanya agak pengap kemarin juga," ucap Amin.
Pembelajaran daring sendiri akan berlangsung sampai Kamis. Jika pada Jumat (25/8/2023) siswa sudah masuk sekolah lagi dan asap masih mengepul, maka siswa diwajibkan memakai masker.
"Di sini ada 174 siswa, sampai besok belajar daring. Kalau lusa kembali masuk, diwajibkan memakai masker karena kelihatannya dari sampah masih meluas kebakarannya," tutur Amin.
7 Sekolah Jalani KBM Daring
Sementara itu Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan KBB Wawan Hernawan mengatakan ada tujuh sekolah di sekitar TPA Sarimukti yang meminta pembelajaran diubah menjadi daring.
Tujuh sekolah itu di antaranya Wawan SDN Jati, SDN Sarimukti, SDN Cicadas, MTs Al Ihsaniyah, SMKN 1 Cipatat, PAUD Pelangi Sarimukti, dan RA Al Marjuki.
"Keputusan mengalihkan KBM menjadi daring ini karena ada permintaan dari pemerintah Kecamatan Cipatat dan Desa Sarimukti. Khawatir kesehatan siswa karena dampak asap kebakaran," ujar Wawan.
Baca juga: 5 Fakta Kebakaran TPA Sarimukti |
Wawan mengatakan pelaksanaan pembelajaran daring di tujuh sekolah itu akan dilaksanakan selama dua hari, mulai Rabu dan Kamis, 23-24 Agustus 2023. Setelah itu pelaksanaan pembelajaran akan melihat kondisi kebakaran.
"Pengajuannya dua hari, sampai Kamis. Kalau kondisinya belum bagus buat sekolah tatap muka lagi, nanti akan ditinjau lagi mengenai kemungkinan perpanjangan," ucap Wawan.
(mso/mso)