Cara Warga Barugbug 'Berdamai' dengan Sungai Cilamaya yang Tercemar

Cara Warga Barugbug 'Berdamai' dengan Sungai Cilamaya yang Tercemar

Irvan Maulana - detikJabar
Jumat, 18 Agu 2023 14:00 WIB
Anak-anak Barugbug saat berenang di sungai Cilamaya, Bendung Barugbug, Desa Situdam, Kecamatan Jatisari
Anak-anak Barugbug saat berenang di sungai Cilamaya, Bendung Barugbug, Desa Situdam, Kecamatan Jatisari (Foto: Irvan Maulana/detikJabar).
Karawang -

Mirisnya nasib warga Barugbug, Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang. Mereka terpaksa gunakan air Sungai Cilamaya yang hitam pekat, berbau, gegara tercemar limbah industri untuk kebutuhan rumah tangga.

Terlihat pada Jumat (18/8/2023) pagi, beberapa warga tengah sibuk mengangkut air sungai tercemar limbah, menggunakan galon. Anak-anak juga masih asyik berenang mencari udang di sekitar Bendung Barugbug.

Salah warga Barugbug, Mukhtar (43) mengaku, terpaksa harus mengambil air dari aliran sungai karena ketiadaan sumur di rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (mengambil air) ini untuk, cuci piring, pakaian biasanya kalau airnya bersih tahun kemarin kita masih ngambil (langsung), kalau sekarang airnya kotor jadi kita suling dulu," kata Mukhtar, saat ditemui di Bendung Barugbug, Kabupaten Karawang.

Warga menyuling air dengan cara sederhana, menggali pasir di sekitar aliran sungai untuk dibuat sumur kecil. Kemudian air sungai akan meresap, dan muncul dengan warna yang lebih bersih atau tidak terlalu hitam pekat.

ADVERTISEMENT

"Kita bikin lobang (sumur kecil) biar tersaring gitu, terus kita ambil pakai galon, biar bisa kita pake, kalau langsung itu nggak berani karena airnya kotor bau, berbusa juga," kata dia.

"Emang nggak ada (sumur di rumah), kita kan rumahnya di pinggir sungai, jadi terpaksa kita ambil dari Sungai Cilamaya, karena belum bikin jet pump kaya yang lain," lanjutnya.

Mukhtar juga menceritakan, tak jarang ia dan keluarganya mengeluh gatal dan perih, karena menggunakan air dari Sungai Cilamanya. Oleh karenanya ia juga tak berani mengkonsumsi air dari aliran Sungai Cilamaya.

"Yah kalau ke badan sih gatel, kadang perih, kalau minum sih beli kita nggak berani ngambil dari Cilamaya. Paling buat cuci piring, cuci pakaian doang," ungkap Mukhtar.

Mukhtar mengungkap, kondisi sungai yang hitam pekat dan berbau sudah berlangsung sejak tiga bulan, semenjak musim kemarau berlangsung.

"Ini udah 2-3 bulanan, pas kemarau aja. Kalau hujan dia (aliran sungai) kebawa air hujan, jadi ketambah hujan nggak terlalu hitam, jadi agak bagus lagi," pungkasnya.

(mso/mso)


Hide Ads