.webp)
Dikutip dari detikTravel dari Guardian, melalui teknologi DNA, mahkluk ini dipastikan berbeda secara biologis dari tikus tanah lainnya. Kedua jenis itu menghuni daerah pegunungan di Turki timur.
"Kedua jenis tikus tanah itu dapat bertahan hidup hingga suhu 50 derajat Celcius di musim panas dan bertahan di kedalaman 2 meter saat musim dingin," tulis mereka.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Ondokuz Mayis di Turki, Universitas Indiana di AS dan Universitas Plymouth, Inggris.
Penemuan ini tentu menggemparkan para penelitis. Penulis senior Prof Davood Bilton dari Universitas Plymouth mengatakan bawah penemuan mamalia jenis baru jarang terjadi.
"Sangat jarang menemukan spesies mamalia baru saat ini," ujarnya.
Sampai saat ini ada sekitar 6.500 spesies mamalia yang telah diidentifikasi di seluruh dunia.
"Secara kasat mata, tikus tanah jenis baru ini tampak mirip dengan spesies lain, karena hidup di bawah tanah tanpa menimbulkan evolusi ukuran dan bentuk tubuh. Studi kami menyoroti bagaimana kita dapat tertipu oleh keanekaragaman hayati," jelasnya.
Untuk mengindentifikasi temuan baru mereka, para peneliti mempelajari ukuran dan bentuk berbagai struktur tubuh menggunakan analisis matematika tingkat lanjut dan spesimen museum yang dikumpulkan pada abad ke-19.
Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Tikus Bukan Sembarang Tikus, Dia Tahan Suhu 50 Derajat Celcius (yum/yum)
