Perayaan Agustusan tahun 2022 lalu di Kota Tasikmalaya menyisakan kisah tragis. Di mana, perlombaan Agustusan yang seharusnya dirayakan dengan suka cita malah menjadi duka.
Dalam perayaan Agustusan itu, dua warga Kota Tasikmalaya meninggal dunia. Ada yang meninggal usai terjatuh saat berlomba balap karung dan saat lomba karaoke di atas panggung.
Kejadian pertama, warga Kampung Gunung Bubut RT 02 RW 04 Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya bernama Rini (29) menjadi korban saat mengikuti lomba balap karung, Rabu, 17 Agustus 2022, siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Rini jatuh tersungkur saat mengikuti lomba balap karung. Rini yang kala itu baru 2 bulan melahirkan ternyata memiliki riwayat penyakit hipertensi. Saat terjatuh, kepala Rini terbentur aspal. Dia langsung tak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia.
Kejadian kedua, terjadi di Kampung Cintamanah Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya, Rabu, 17 Agustus 2022, malam.
Warga bernama Rodi Rohaedi (70), meninggal dunia saat berkaraoke di atas panggung Agustusan. Pada waktu kejadian, kemeriahan acara panggung karaokean seketika berubah menjadi kepanikan. Rodi tiba-tiba jatuh lemas saat bernyanyi di atas panggung.
Rodi dinyatakan meninggal dunia keesokan harinya, setelah dia menjalani perawatan di RSUD dr Soekarjo, Kota Tasikmalaya.
Berkaca pada kejadian tahun lalu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya Deddy Mulyana berharap kejadian serupa tak terjadi lagi
Dia mengimbau kepada warga agar belajar pada kejadian memilukan saat perayaan Agustusan tahun 2022 lalu, terutama panitia perayaan hari kemerdekaan.
"Penyelenggaraan Oltrad (olahraga tradisional) sering menjadi pilihan untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Memang ada beberapa Oltrad yang dapat dikatakan rawan kecelakaan atau berisiko tinggi," kata Deddy, Kamis (10/8) lalu.
Deddy mengungkapkan, kegiatan balap karung dan panjat pinang menjadi dua contoh perlombaan yang dianggap rawan kecelakaan, sehingga diperlukan kecermatan panitia penyelenggara.
"Poin pentingnya cermat dalam mengantisipasi potensi kecelakaan. Baik itu menyangkut kondisi sarana prasarana mau pun kondisi pesertanya. Jika memang tidak memungkinkan, lebih baik cari pilihan Oltrad lain yang sekiranya lebih aman namun tetap seru," jelas Deddy.
Menurutnya, seperti lomba balap karung yang dihelat di lintasan jalan aspal atau beton memiliki risiko tinggi. Posisi kaki melompat sambil terbungkus karung dan tangan yang memegang ujung karung, dinilai rawan mengalami luka serius ketika terjatuh. Sehingga lebih baik dihelat di tanah lapang dan pesertanya diwajibkan mengenakan pelindung kepala atau helm.
"Jika memang tak memungkinkan, balap karung bisa dimodifikasi dengan balap jalan bebek (jalan jongkok) sambil mengenakan karung, dengan begitu risiko bisa ditekan namun kegiatan tetap meriah," jelas Deddy.
Selain itu, pelaksanaan lomba panjat pinang juga menurut Deddy berpotensi terjadinya peserta yang jatuh. Hal ini bisa diantisipasi dengan menghamparkan bantalan di bawah tiang panjat. "Panjat pinang juga rawan peserta jatuh, jadi harus hati-hati," ucapnya.
Deddy berharap peringatan hari kemerdekaan di Kota Tasikmalaya bisa berlangsung meriah dengan pelaksanaan event-event kreatif dan menarik.
"Dalam kaitan pariwisata tentu kami berharap di peringatan Agustusan kali ini muncul event-event kreatif dan menarik sehingga memiliki daya tarik pariwisata," harap Deddy.
(wip/yum)