Ardhito hingga Deredia Bius Penonton di Gaia Music in The Valley

Mewah dan berkelas. Mungkin itu kata yang patut disematkan oleh penampilan Teza Sumendra, Syaharani, NonaRia, Deredia, hingga Ardhito Pramono pada Sabtu (12/8/2023) malam tadi.

Konser Gaia Music in The Valley hari pertama telah berlangsung di Amphitheater The Gaia Hotel Bandung. Acara dibuka dengan penampilan Deredia yang lincah dan memukau. Band dengan ciri khas musik dan penampilan ala 1950-an ini, sanggup menghibur para penonton melalui gimmick panggungnya: membagikan gorengan.

Lanjut ke penampilan Teza Sumendra yang hangat, santai, membawa kita rileks di hamparan hehijauan. Ia juga membawakan single yang ditulisnya kala pandemi, The Intro(vert).

"Ada sebuah lagu yang aku tulis waktu pandemi, makanya kalau kalian dengerin liriknya agak depress. Cerita tentang saat itu kita nggak bisa ngapa-ngapain dan di rumah aja," kata Teza.

Jelang malam, penonton lebih butuh sesuatu yang fresh dan nggak bikin ngantuk. Muncullah penampilan dari NonaRia, duo yang terdiri dari Nesia Ardi dan Nanin Wardhani. Mereka berhasil membuat penonton tertawa-tawa bahkan menyanyi bersama dalam lagu Pepaya Mangga Pisang Jambu.

Nesia sebagai vokal, mampu menyelipkan humor-humor ringan nan receh yang bisa membuat semua tertawa. Seperti memasukkan nada-nada keriting ala Tompi, dan adegan panggung lainnya yang menggelitik penonton.

"Kami sangat terinspirasi dengan lagu-lagu dari Ismail Marzuki. Ada banyak banget karyanya dan ada 10 lagu yang kami kemudian bawakan kembali dalam album Sampul Surat Nonaria (Sebuah Persembahan untuk Ismail Marzuki)," cerita Nanin.

Mereka pun membuat penonton ikut bernyanyi dengan membawakan dua lagu yakni Juwita Malam dan satu lagu yang tak termasuk dalam album mereka, Kopral Jono yang dipopulerkan Henny Purwonegoro.

Deredia di Konser Gaia Music in The Valley Foto: Rindy Nurjanah/detikJabar

Tak lupa, keduanya tentu membawakan lagu-lagu yang membuat nama Nonaria melejit pada album Nonaria di tahun 2018. Seperti Sebusur Pelangi, Maling Jemuran, dan Nonton Bola.

Tak sampai di situ. Penonton pun dibuat terpukau dengan penyanyi jazz kawakan, Syaharani. Usianya boleh sudah 52 tahun. Tapi staminanya seolah tak pernah habis untuk jingkrak-jingkrak, melepaskan beberapa tone tinggi dalam musiknya, sekaligus mengajak penonton menirukan suaranya.

Ardhito Pramono hadir sebagai gong dalam penampilan para musisi. Di awal penampilan, ia mengajak salah satu penyanyi wanita muda untuk berduet dengannya, Kinya, dalam lagu Cigarrette of Ours.

Penonton semakin terbius dengan suara indah Ardhito dan permainan lampunya dalam lagu Sudah (Story of Kale).

Sudah
Sudahi semua bicara
Kuingin segera berdua
Dan pagi menjelang melahirkan mentari

"Ada satu lagu baru yang belum pernah dirilis, akan kita bawakan lagu unreleased itu di sini. Jadi semua bisa buka handphonenya dan rekam sama-sama, kemudian post di YouTube, sosial media, supaya viral sebelum rilis," kata Ardhito sambil tertawa kecil.

Ia membawakan lagu berjudul Ready, sebuah lagu yang mengungkapkan rasa cinta dan keharusan untuk mengatakannya. Kemudian Ardhito tentu saja membawakan lagu I Just Couldn't Save You Tonight untuk menemani para penonton di tengah udara malam yang semakin dingin.

And maybe you wanna be a star?
It may seem you wanna be in love
I don't care it taking me apart
But I just couldn't save you tonight

Dan ditutup dengan lagu Bitterlove yang dirilis tahun 2020 dan sering diputar di berbagai stasiun radio nasional itu. Bitterlove resmi menutup dengan indah malam di hotel berbintang lima itu.

There is bitter in everyday
But then I feel it
That you would be the only one
Sometimes it doesn't have to be so sure
The sweetest love can be so hard to find