Provinsi Jawa Barat (Jabar) kini telah memiliki Laboratorium Lingkungan Hidup berstandar internasional di Bandung. Kehadiran laboratorium tersebut untuk mendukung program Citarum Harum sekaligus dasar dalam penegakan hukum lingkungan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meresmikan Gedung Laboratorium Lingkungan Hidup Jabar berstandar internasional di Jalan AH Nasution, Kota Bandung, Selasa (8/8/2023).
"Bagaimana menjaga kegiatan ekonomi tanpa merusak lingkungan, kuncinya ada di regulasi dan penegakan aturan. Laboratorium inilah yang akan menjadi dasar kebijakan lingkungan," kata pria yang akrab disapa Kang Emil dalam keterangan tertulis, Rabu (9/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan laboratorium yang berada di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup Jabar tersebut telah mendapat rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Adapun rekomendasinya untuk melakukan pengujian kualitas lingkungan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021.
Lebih detail, Kang Emil menjelaskan pengujian yang bakal dilakukan meliputi seperti kualitas air permukaan, air limbah, air limbah, dan air hygiene sanitasi. Selain itu dikembangkan pula pengujian lainnya seperti udara, emisi sumber bergerak, emisi sumber tidak bergerak, udara di lingkungan kerja, hingga bahan berbahaya beracun.
Ia mengatakan kehadiran laboratorium tersebut membantu untuk menjaga kualitas lingkungan. Mengingat, saat ini, 60 persen industri di Indonesia berada di wilayah Jawa Barat.
Oleh karena itu, ia meminta agar semua industri yang berkaitan dengan kualitas air, udara, dan tanah untuk memanfaatkan laboratorium teranyar tersebut sehingga tidak menyalahi aturan lingkungan.
"Semua industri atau publik agar memanfaatkan laboratorium ini untuk menguji kualitas lingkungan di wilayah kerjanya," ungkapnya.
Kang Emil mengatakan Gedung Laboratorium Lingkungan Hidup Jabar dibangun di atas lahan seluas 6.690 meter persegi dengan luas bangunan 1.267 meter persegi dan dilengkapi berbagai fasilitas.
Fasilitasnya meliputi ruang pengujian logam, mikrobiologi, dioksin, organik, dan ruang instrumen. Fasilitas lain ruang distilasi, preparasi, cooling room, ruang timbang, ruang kimia, IPAL, TPS limbah B3, dan TPS domestik. Pengambilan contoh uji dilakukan oleh personil pengambil contoh uji (PPC) bersertifikasi BNSP.
"Alat-alatnya canggih dan bersertifikasi. Jadi ini memang standar internasional memberi keyakinan kepada seluruh pelaku ekonomi yang berinteraksi dengan lingkungan agar bisa disiplin menguji semua urusannya di gedung ini," tutur Kang Emil.
Sementara itu, Wakil Menteri LHK Alue Dohong turut mengapresiasi kehadiran Laboratorium Lingkungan Hidup Jabar. Apresiasi itu diberikan karena laboratorium tersebut telah dilengkapi dengan teknologi canggih, modern, dan akurat sehingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Laboratorium ini sangat kita butuhkan yang akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup," kata Alue.
Pihaknya berharap riset yang dilakukan di laboratorium ini dapat mendukung upaya menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat. Salah satu yang dekat dengan masyarakat Jabar adalah program Citarum Harum.
"Semoga Laboratorium Lingkungan Hidup Jabar ini memberikan kontribusi maksimal bagi pengelolaan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup di Jawa Barat," tutup Alue.
(anl/ega)