Buah Manis dari Semangat Doel Mengejar Pendidikan Meski Tak Ada Biaya

Buah Manis dari Semangat Doel Mengejar Pendidikan Meski Tak Ada Biaya

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 08 Agu 2023 16:45 WIB
Doel, bocah di Sukabumi yang nyaris putus sekolah karena tersandung masalah biaya
Doel, bocah di Sukabumi yang nyaris putus sekolah karena tersandung masalah biaya (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi - Perasaan Muhammad Fadilah bahagia bukan main saat ditawari untuk melanjutkan sekolah di SMPN 3 Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Awalnya, ia putus asa karena keinginannya melanjutkan sekolah ke tingkat lebih tinggi nyaris saja pupus.

Bocah yang akrab disapa Doel itu sehari-harinya tinggal bersama neneknya bernama Mak Engkom (55), seorang janda nelayan yang tinggal di kawasan Hutan Kota Kiaralawang, Palabuhanratu. Kedua orang tua Doel bercerai lalu pergi meninggalkannya sejak masih kecil.

"Suatu hari dia menangis, katanya ingin melanjutkan sekolah, kata saya dek enggak ada biaya kita itu tidak mampu. Untuk makan saja dapat ngasih tetangga, eh dianya tetap pengen sekolah," kata Engkom, nenek Doel kepada detikJabar, Selasa (8/8/2023).

Engkom tertawa soal panggilan Fadillah menjadi Doel. Menurutnya nama itu pemberian warga sekitar terhadap cucunya. Sehari-hari, Engkom dan Doel tinggal di sebuah gubuk di kawasan hutan kota.

"Kita tinggal aja di gubuk, saya bilang ke cucu saya itu enggak ada biaya, enggak punya tas, enggak punya buku, enggak punya sepatu. Makan saja dikasih tetangga," lirih Engkom.

Engkom kemudian menceritakan Doel sudah bersamanya sejak masih berusia 1,5 bulan. Sejak ditinggal kedua ornag tuanya.

"Dia bersama emak sejak usia 1,5 bulan. Dia ditinggal kabur sama ibunya, ya awalnya diasuh sana diasuh sini sama anak kakak saya. Akhirnya di sini sama saya di rawat, sampai sekolah dasar bajunya apanya hasil kuli buruh serabutan kadang menjual kayu bakar, kadang kuli nyuci sampai jual rongsokan," lirih Engkom, air mata sedikit menggenang di pelupuk matanya.

Sampai kemudian, harapan Doel didengar ketua RT setempat yang mengupayakan agar Doel bisa melanjutkan sekolah.

Sebuah dering telepon diterima Hasbullah Karim, seorang tenaga pengajar di SMPN 3 Palabuhanratu. Di ujung telepon ia mendapat kabar ada anak yang terancam putus sekolah karena tidak adanya biaya.

"Pada Sabtu (5/8), ada warga yang katanya beliau itu ketua RT di Kampung Sumur Bandung RT 02/19 Desa Citepus Kecamatan Palabuhanratu. Pak RT ini menyampaikan keinginan ada keluarga kurang mampu yang anaknya ingin melanjutkan sekolah," kata Hasbullah, kepada detikJabar.

Hasbullah merasakan nada getir yang tersirat dari percakapan di ujung telepon. Cerita tentang anak lulusan SD yang ingin melanjutkan sekolah ke SMP.

"Beliau menyampaikan keinginan untuk melanjutkan sekolah di SMP 3. Katanya diterima tidak, bahasanya seperti itu kurang lebih. Saat itu saya sampaikan Insya Allah kami terima karena itu kewajiban kita untuk memfasilitasi dan ada hak anak yang perlu di akomodir salah satunya yang kita tahu bahwa ada wajib belajar 9 tahun," kisah Hasbullah.

"Kami merespon, kami minta ambil saja persyaratan yang diperlukan saya sampaikan kepada pak RT itu dan akhirnya siap membawa berkas. Baru kemudian hari Senin (7/8) dan kebetulan ketika kita melaksanakan upacara anak tersebut dibawa ke sekolah," sambungnya.

Dilihat detikJabar, Fadillah yang akrab disapa Doel terlihat masih mengenakan seragam putih - merah saat mengikuti proses belajar mengajar. Hal itu kontras dengan teman-temannya yang sudah berseragam putih biru khas SMP. Menurut Hasbullah, Fadillah masuk belakangan sehingga seragam sekolahnya masih di proses.

"Sejak datang saat upacara anak ini langsung diikut sertakan upacara dengan pakaian masih putih merah ditengah-tengah yang lain di siswa kelas VII disini sudah menggunakan putih biru. Kami menyampaikan dan meyakinkan keluarga Fadillah melalui pak RT Insya Allah pakaian kami fasilitasi sesuai ukurannya hanya dengan menunggu waktu," ucap Hasbullah.


(sya/dir)


Hide Ads