Kasus matinya anak harimau Benggala peliharaan selebgram Alshad Ahmad menjadi sorotan berbagai pihak. Satwa langka yang dilindungi di India ini dipelihara dan dijadikan konten oleh Alshad.
Salah satu yang disorot adalah Alshad yang kerap menjadikan satwa di rumah pribadinya di Bandung, menjadi konten untuk akun YouTube. Dalam kontennya, Alshad sering menunjukkan keakraban dengan anak-anak harimau yang dipelihara. Padahal, seharusnya satwa itu berada di habitatnya.
Kondisi tersebut membuat sejumlah lembaga pemerhati hewan geram. Salah satunya adalah PETA Asia, yang merupakan kelompok hak asasi hewan yang berbasis di Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PETA Senior Vice President Jason Baker mengatakan, jika harimau seperti Cenora (anak harimau Alshad yang mati) seharusnya hidup di hutan, bukan di halaman rumah seorang influencer.
"Alshad Ahmad lagi-lagi membahayakan para hewan. Ibu harimau yang ditangkap dan dieksploitasi untuk terus melahirkan bayi-bayi harimau bagi konten YouTubenya, kini telah kehilangan tujuh dari bayinya," kata Jason dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/8/2023).
"Warga biasa, baik influencer ataupun bukan tidak akan mungkin bisa memenuhi kebutuhan lingkungan, nutrisi, kesehatan, dan sosial spesies liar yang berbeda-beda," imbuh Jason.
Menurutnya, dengan memelihara hewan liar seperti harimau di sebuah kandang yang berada di belakang rumah, tidak akan memberikan bantuan apapun terhadap populasi hewan liar.
"Dan mengeksploitasi mereka untuk konten media sosial sama sekali tidak bisa dibenarkan, menyebarkan pesan kepada publik bahwa seolah-olah boleh saja memelihara spesies liar demi gengsi dan kepentingan pribadi," tegasnya.
Karena itu, PETA meminta Alshad untuk mulai merelokasi satwa-satwa liar yang dipelihara khususnya yang berstatus langka dan dilindungi.
"PETA mengimbau Alshad untuk merelokasi semua hewan yang dimilikinya ke suaka satwa yang terpercaya, tempat mereka bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan aman dan nyaman," pungkasnya.
(bba/mso)