Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat dalam sepekan ini. Heboh aliran sesat di Bandung hingga kebakaran hebat hanguskan Pasar Sadang Serang.
Berikut rangkumannya di Jabar Sepekan:
Menanti Ridwan Kamil Laporkan 89 Pemalsu Data PPDB
Pemprov Jabar menemukan 89 dugaan pemalsuan data dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023 di Jawa Barat. Atas temuan kecurangan itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil berencana akan lakukan pelaporan kepada pihak kepolisian.
Baca juga: Riuh Polemik Kegiatan Syiah di Bandung |
Kang Emil sapaan karib Ridwan Kamil menyebut, kasus pemalsuan data itu PPDB sudah masuk pada ranah pidana. "80-an (data terbaru 89) kasus pemalsuan PPDB akan dilaporkan ke kepolisian," kata Kang Emil dalam unggahan Instagramnya, Selasa (1/8).
Menurut Kang Emil, PPDB tahun ini diwarnai pembatalan keikutsertaannya 4.791 siswa dalam pelaksanaan PPDB SMA/SMK. Ketegasan itu dilakukan karena ditemukan pemalsuan data persyaratan.
"Kita sudah batalkan 4791 calon siswa yang mecoba mengelabui domisili," ujarnya.
Modus kecurangan yang ditemukan yakni modus mengedit secara elektronik QR code Kartu Keluarga yang link nya masuk ke website dukcapil palsu.
"Sehingga data yang dicek panitia PPDB seolah-olah alamatnya dekat dengan sekolah. Padahal tidak," tuturnya.
"Ini akan dilaporkan ke kepolisian karena sudah masuk ranah pidana. Mengedit secara elektronik Kartu Keluarga sama dengan memalsukan dokumen negara," tambah Kang Emil.
Kepala Biro Hukum dan HAM Pemprov Jabar Teppy Wawan Dharmawan menjelaskan, pihaknya akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan aparat penegak hukum (APH), sambil menunggu perapihan data terkait pemalsuan yang masih dilakukan Disdik Jabar.
"Pertama yang dilakukan koordinasi dengan APH, kan kita belum bisa menyatakan ini teh bener ga ada pidananya atau apanya, terhadap data nanti yang kita lihat, kita koordinasikan barulah nanti didapatkan kesimpulan," kata Teppy saat dihubungi, Rabu (2/8).
Sementara itu, Kadisdik Jabar Wahyu Mijaya mengatakan, dari hasil evakuasi pihaknya ternyata peserta yang menggunakan data palsu bukan 80 orang, melainkan 89 orang. Kejadian ini ditemukan di 15 kabupaten kota di Jabar.
"Kami sampaikan bahwa tim Pemprov Jabar sudah mencoba mengkaji, kalau kami kemarin menemukan 4.791, sekarang menemukan 89 kasus yang diduga menggunakan dokumen tidak asli (palsu)," ujarnya dikonfirmasi, Kamis (3/8) lalu.
Heboh Kegiatan Keagamaan Dinarasikan 'Sesat' di Bandung
Jagat maya di Kota Bandung dihebohkan dengan narasi sebuah kegiatan ritual keagamaan yang dinilai tidak umum untuk disaksikan. Usut punya usut, ritual tersebut ada hubungan dengan ritual yang dilakukan kelompok Syiah.
Dari rekaman video yang beredar, ritual keagamaan tersebut tersebar di media sosial TikTok, Instagram, hingga Twitter. Beberapa warganet banyak yang merasa aneh atas ritual itu lantaran baru pertama kali menyaksikannya.
Kapolsek Sukasari Kompol Darmawan memberi penjelasan terkait kegiatan itu. Menurutnya, ritual keagamaan itu dilakukan kelompok kebudayaan yang terletak di wilayah Gegerkalong, Kota Bandung, pada Jumat (28/7) malam.
"Itu kegiatan terkait Malam Asyura yang dilakukan kabuyutan. Nah sebenarnya, acara kegiatan kabuyutan itu tidak ada masalah, mereka dilakukan di padepokan," kata Darawan, Senin (31/7).
Akar permaslahan muncul, timbul saat kelompok kebudayaan ini menggelar acaranya di dalam masjid. Akhirnya, masjid yang digunakan sebagai tempat ritual keagamaan pada malam itu ramai didatangi sekelompok orang.
Polisi kemudian turun tangan untuk mencegah adanya hal yang tidak diinginkan. "Cuma yang jadi masalah mereka melakukan kebudayaan di masjid. Nah ada kelompok lain yang kurang sependapat, makanya mereka meminta supaya kegiatan tersebut dihentikan," jelas Darmawan.
"Jadi mereka kurang setuju kegiatan kebudayaan dilakukan di masjid. Temen-temen itu pada saat aksi kita sekat, mereka orasi sampai jam 10 dan kita beri penjelasan. Alhamdulillah situasi kondusif. Mereka kemudian pulang dan kegiatan kabuyutan selesai 1 jam, jam 9 malam udah beres," tambahnya.
Terpisah, Ketua DPD Ahlulbait Indonesia (ABI) Kota Bandung Rustana Adhi menuturkan jika video viral yang tersebar di medsos itu memang dilakukan di tempat Husainiyah atau tempat kajian dan pengajian Syiah. Ritual tersebut berupa Maktam sebagai bentuk kedukaan atas syahidnya Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib.
"DalamMaktam, ada pembacaan syair-syair duka, tepuk dada, itu bentuk ekspresi kedukaan kami untuk ImamHusain. Nah kalau gelap dan lampunya merah, itu memang sebagai bentuk kegiatan kami supaya khusyuk, supaya menjiwaidukanya ImamHusain ketika di peristiwaKarbala," jelasRustana.
(wip/mso)