Enam anjing liar yang sempat meneror ternak warga di Desa Cibentang, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan kini berhasil dilumpuhkan. Ini menjadi kabar gembira bagi warga setempat karena sejak beberapa waktu terakhir mereka sudah dibuat resah oleh keberadaan hewan liar tersebut.
Kawanan anjing liar ini dilumpuhkan petugas gabungan dari berbagai instansi, seperti polisi, TNI, Damkar Kuningan, Perbakin Kuningan, dan aparat desa sekitar. Proses mitigasi serta pencarian kawanan anjing liar tersebut berlangsung enam hari.
Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan, Mh Khadafi Mufti menjelaskan dari hasil mitigasi ini ditemukan fakta jika hewan liar yang menyerang ternak milik warga itu merupakan jenis anjing liar biasa, bukan ajag atau spesies lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya menduga bila anjing-anjing tersebut sengaja dilepasliarkan oleh pemiliknya. Tindakan tersebut dinilai sangat merugikan, terlebih sudah ada 12 kambing milik warga yang menjadi korban.
"Perkiraan sisa enam ekor masih berkeliaran secara random atau berpindah tempat. Anjing yang dimaksudkan adalah bukan jenis ajag, akan tetapi anjing yang sengaja dipelihara untuk menjadi anjing peliharaan berburu. Diduga anjing-anjing ini terpisah dari kelompok berburu. Kemungkinan lainnya sengaja dilepasliarkan karena si majikan anjing sudah tidak lagi mampu memberikan makan peliharaannya," kata Khadafi kepada detikJabar, Sabtu (5/8/2023).
Khadafi mengungkapkan, upaya mitigasi ini dilakukan dengan menyasar sejumlah titik, utamanya pada kawasan sekitar Desa Cibentang sampai Desa Ragawakencana. Seumpama ada warga yang masih melihat anjing liar itu berkeliaran, pihaknya menyarankan untuk segera melumpuhkan hewan tersebut.
"Warga masyarakat sekitar masih melakukan patroli keliling desa dengan aparat desa terkait dan apabila kembali menemukan anjing liar dimaksud, dipersilakan untuk dilumpuhkan," ujar Khadafi.
Menurut Khadafi, kemungkinan besar anjing liar yang sengaja ditelantarkan ini merupakan anjing lokalan asal Kabupaten Kuningan yang banyak diminati komunitas anjing berburu dari luar daerah. Namun terlepas dari hal tersebut, pihaknya mendorong agar dilakukannya pendataan untuk berbagai komunitas, khusunya hewan berburu seperti anjing.
Komunitas ini, kata dia, dapat difasilitasi melalui wadah organisasi yang terstruktur. Baik itu untuk pengguna senapan ataupun dengan menggunakan binatang seperti anjing agar digabungkan dalam sebuah organisasi.
"Salah satunya melalui organisasi Perbakin (Persatuan Menembak Indonesia), pada sub bidang berburu senapan dan hewan," imbuhnya.
Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, Khadafi mengimbau warga tak mengkonsumsi hewan ternak yang menjadi korban serangan kawanan anjing liar tersebut.
"Hewan Ternak yang sudah terkena gigitan anjing sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, apabila memaksa dengan dasar pemanfaatan harus menghubungi doker hewan untuk dilakukan test dan uji lab untuk laik konsumsi," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 12 ekor kambing milik peternak di Desa Cibentang ditemukan mati secara bersamaan akibat diserang oleh kawanan anjing liar. Hewan tersebut meninggalkan bekas luka cukup parah pada ternak milik warga.
(orb/orb)