Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Kesehatan akan kembali menggencarkan pemberian vaksin HPV (human papillomavirus) untuk siswa perempuan kelas 5 SD. Pada tahun sebelumnya pemberian vaksin dinilai kurang optimal karena terkendala pandemi COVID-19.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Sukabumi drg. Wita Darmawanti. Dia mengatakan, vaksin HPV akan diberikan sekaligus bersamaan dengan Bulan Imunisasi Nasional Anak (Bias).
"Pada saat pandemi kita belum melaksanakan imunisasi anak sekolah dengan sempurna seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebelum COVID-19 kita memberikan layanan Bias ini benar-benar dikejar dengan target sesuai yang diberikan oleh pemerintah pusat, tetapi ketika kemarin pandemi di tahun 2020-2021 sempat terhambat sehingga cakupan imunisasi kita kan rendah," kata Wita kepada awak media, Kamis (3/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditakutkan kalau cakupan imunisasinya rendah bahkan mungkin ada yang sama sekali tidak tercapai. Kalau sudah begitu resiko kita adalah KLB (kejadian luar biasa) penyakit (padahal) bisa dicegah melalui imunisasi," sambungnya.
Dia melanjutkan, imunisasi dan vaksin HPV ini rencananya akan diberikn kepada anak sekolah kelas 1, 2 dan 5. Untuk siswa kelas 1 dan 2 diberikan vaksin jenis measles rubella, difteri dan tetanus, sedangkan siswa kelas 5 ditambah dengan vaksin HPV. Pemberian vaksin HPV ini baru pertama kali diadakan di Kota Sukabumi.
"Untuk yang kelas 5 ditambah dengan HPV atau Human Papilloma Virus, itu yang baru dikerjakan di Kota Sukabumi, kalau di Kota-kota lain sudah dilakukan mulai di tahun 2016," katanya.
Menurutnya, pemberian vaksin itu merujuk pada SKB 4 Menteri yaitu Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri dan Kemenkes. Pihaknya meminta agar ibu bapak guru dapat menyampaikan pentingnya vaksinasi atau imunisasi bagi anak-anak.
"Kemudian selain itu juga kami berharap targetnya akan tercapai ya, meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya walaupun di tahun 2022 ini sebenarnya sudah mulai meningkat dibandingkan dengan tahun 2020 2021. Angkanya di atas 90 persen tapi cukup susah juga ternyata kalau pengen 100 persen," tutupnya.
(dir/dir)