Populasi Jepang terus mengalami penurunan. Kondisi itu berdampak terhadap banyak bidang, termasuk kepada geng Yakuza.
Melansir detikInet yang mengutip Guardia, penurununan populasi menyebabkan jumlah anak muda di Jepang semakin sedikit. Hal itu membuat anggota Yakuza didominasi orang-orang yang sudah tua.
Mayoritas Yakuza berusia di atas 50 tahun dan sekarang ada lebih banyak gangster di usia 70-an daripada di usia 20-an. Sementara itu, industri pornografi senior jadi bisnis yang berkembang, dengan pemeran berusia 60-an, 70-an, dan bahkan 80-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua 47 prefektur Jepang mencatat penurunan populasi di tahun 2022 dan jumlah total orang Jepang turun hampir 800.000. Angka dari Kementerian Dalam Negeri Jepang itu memang sangat memprihatinkan.
Perdana Menteri Jepang menyebut tren itu sebagai krisis dan berjanji untuk mengatasinya. Namun kebijakan nasional sejauh ini gagal mengurangi penurunan populasi di Negeri Sakura.
Data baru menunjukkan kematian mencapai rekor tertinggi lebih dari 1,56 juta sementara hanya ada 771.000 kelahiran di Jepang pada tahun 2022, merupakan pertama kali jumlah bayi baru lahir turun di bawah 800.000 sejak pencatatan dimulai.
Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.
(mso/mso)