Restu Ibunda agar Ridwan Kamil Jadi Gubernur DKI

Round-Up

Restu Ibunda agar Ridwan Kamil Jadi Gubernur DKI

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 01 Agu 2023 07:30 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Sepatah restu tersirat dari Hj Tjutju Sukaesih, ibu kandung Ridwan Kamil. Sang ibunda yang akrab disapa Maci menyarankannya jadi Gubernur DKI jika tak melanjutkan jadi Gubernur Jawa Barat.

"Jadi Pak Emil ku (oleh) Maci dianjurkan kalau di Jawa Barat mau, karena biasanya dia itu seperiode-seperiode. Wali Kota satu periode, terus kalau Gubernur juga mungkin hanya tinggal 3 minggu. Nah kalau memang mau dilepaskan, ceuk (kata) Maci teh pilih we jadi Gubernur DKI, supaya, pokoknya Jakarta teh dikumahakeun (dibagaimanakan/ditata) supaya lebih terlihat," kata Maci usai berkunjung ke SMAN 1 Tasikmalaya, Minggu (30/7/2023).

Seperti diketahui, langkah politik Ridwan Kamil memang belum ditentukan jelang masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat berakhir pada 5 September 2023 nanti. Namun, kemana langkah politik Ridwan Kamil nanti mulai ramai diperbincangkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ridwan Kamil dihadapkan dalam dua pilihan, antara maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat untuk periode kedua atau mencoba tantangan baru dengan maju di Pilgub DKI Jakarta.

Menanggapi restu sang ibunda, Ridwan Kamil mengungkapkan jika seorang ibu akan memberikan nasihat terbaik untuk anaknya. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyatakan, dukungan Maci tersebut adalah hal yang rasional.

ADVERTISEMENT

"Kalau Maci mah seorang ibu pasti selalu memberi nasehat yang paling baik, poinnya adalah mana yang terbaik kalau memang harus di tempat baru ya pilihan DKI itu jadi sebuah nasehat, bukan berarti tidak ya karena per hari ini masih di Jabar," kata Emil saat diwawancarai di Bandung, Senin (31/7/2023).

"Tapi kalau bukan di Jabar yang paling rasional adalah DKI," imbuhnya.

Namun Emil menegaskan jika langkah politiknya nanti akan ditentukan selepas Pilpres dan Pileg pada Februari 2024 mendatang. Menurutnya untuk mengambil sikap politik, dirinya harus lebih dulu melihat presentase suara dari partainya saat ini yakni Partai Golkar.

"Kalau nanya Pilkada, terlalu awal, nanti aja di Februari, karena presentase si partainya itu kan belum tahu apa bisa sendiri atau koalisi. Makanya masih panjang ya," pungkasnya.

(sya/orb)


Hide Ads