Keresahan Warga Ciamis Menanti Kemarau Kering

Keresahan Warga Ciamis Menanti Kemarau Kering

Dadang Hermansyah - detikJabar
Kamis, 27 Jul 2023 19:01 WIB
Pohon duku yang terserang penyakit karat daun di Desa Karangampel dan Cililitan, Ciamis.
Pohon duku yang terserang penyakit karat daun di Desa Karangampel dan Cililitan, Ciamis. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Masyarakat Desa Karangampel, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, saat ini sangat menanti datangnya musim kemarau kering. Padahal bagi sebagian orang, musim kemarau adalah keadaan yang sangat tidak diinginkan. Lalu apa alasannya?

Desa Karangampel, merupakan salah satu sentra penghasil dukuh terbesar di Kabupaten Ciamis dengan Dusun Cililitan Desa Karanganyar, Kecamatan Cijeungjing. Hampir setiap rumah memiliki pohon dukuh yang jumlahnya lebih dari 2 pohon.

Namun selama 4 tahun musim, ribuan pohon di dua desa itu terserang penyakit karat daun yang membuat ribuan pohon duku tidak berbuah. Masyarakat pun harus puasa karena selama 4 tahun tidak pernah panen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah tidak pernah panen selama 4 musim. Pohon duku terserang penyakit karat daun. Seluruh daun pohon duku berwarna coklat semu kemerahan. Bahkan sekarang menjangkit pohon rambutan dan manggis," ujar Kepala Desa Karangampel Asep Yudi Ruhiana, Kamis (27/7/2023).

Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis pun telah turun tangan dengan menyemprotkan tawas atau kaporit ke pohon duku. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil.

ADVERTISEMENT

Asep menyebut salah solusi untuk mengatasi penyakit karat daun pada pohon duku ini adalah musim kemarau kering. Diharapkan saat musim kemarau kering, daun-daun duku yang terserang penyakit berguguran. Kemudian tumbuh daun baru yang bersih.

"Upaya telah kami lakukan tapi tidak berhasil. Salah satu peluang adalah musim kemarau kering. Jadi masyarakat di sini sangat menantikan adanya kemarau kering. Mudah-mudahan saat musim kemarau kering, daun berguguran dan tumbuh daun baru," jelasnya.

Musim kemarau ini sangat dinantikan masyarakat. Mengingat pohon duku memerlukan kemarau untuk berbuah. Pada musim hujan, pohon duku tidak akan berbuah karena bunga berjatuhan.

"Selama 4 musim ini kan musim kemarau basah, sering hujan. Jadi pohon tidak berbuah. Semoga saat masuk musim kemarau kering ini bisa mengakhiri puasa duku. Masyarakat bisa panen lagi," jelasnya.

Pohon duku yang terserang penyakit karat daun di Desa Karangampel dan Cililitan, Ciamis.Pohon duku yang terserang penyakit karat daun di Desa Karangampel dan Cililitan, Ciamis. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Di Desa Karangampel terdapat sekitar 1.500 kepala keluarga yang semuanya memiliki pohon duku. Sehingga buah duku menjadi salah satu andalan untuk menopang ekonomi masyarakat. Mayoritas mata pencaharian warga Karangampel adalah petani.

"Pohon duku masyarakat itu adalah warisan orang tua sejak dulu turun temurun. Sekali panen, duku yang dihasilkan bisa 100 ton bahkan lebih," kata Asep.

Duku Karangampel dan duku Cililitan khas Ciamis ini biasa dikirim ke sejumlah pasar induk dan pasar lokal. Mulai dari Ciamis, Cirebon, Caringin, Tasikmalaya hingga Yogyakarta.

"Duku Karangampel dan Cililitan memiliki kualitas yang sama," ungkapnya.

Sementara itu, Mahpudin (71), warga pemilik 100 pohon duku sudah pasrah dengan kondisi saat ini. Selama hampir 4 tahun pohon duku tidak berbuah karena terserang penyakit karat daun.

"Duku itu harus ada kemarau dulu baru berbuah lebat. Jadi sudah beberapa musim tidak berbuah. Ada beberapa tapi tidak bagus. Sekarang menunggu kemarau. Biasanya daunnya rontok lalu tunas jadi membaik, sembuh," jelasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads