Ribuan pohon duku di Dusun Cililitan, Desa Karanganyar, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terjangkit penyakit karat daun. Akibatnya sudah dua kali musim panen, duku Cililitan tidak berbuah. Sehingga warga pun kehilangan pemasukan.
Pantauan detikJabar, Jumat (2/9/2022), hampir seluruh pohon duku di dusun tersebut terjangkit karat daun. Terlihat daun pohon duku berwarna coklat seperti kering. Namun ternyata daun tersebut masih hidup. Hanya saja warga hijau daun tertutup lapisan berwarna coklat.
Diketahui, Dusun Cililitan, Desa Karanganyar ini merupakan sentra penghasil duku. Setiap sekali panen produksinya bisa sampai 100 ton dari ribuan pohon. Dulu tersebut dikirim ke beberapa daerah besar, seperti Jakarta, Purwakarta dan Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benar, pohon duku di Desa Karanganyar terkena hama. Penyakit karat daun, kondisi ini sudah cukup lama. Sudah ada penanganan tapi masih belum maksimal," ujar Kasi Kesejahteraan Desa Karanganyar Rinto Hermalin.
![]() |
Pihak pemerintah pun sudah turun ke lapangan untuk penanganan dengan penyemprotan menggunakan cairan tawas/kaporit. Namun hasilnya belum maksimal, malah pohon yang terjangkit karat daun terus meluas.
"Sejak terjangkit, dua musim panen duku tidak berbuah. Ada beberapa yang berbuah tapi tidak banyak," jelasnya.
Rinto menyebut dari 2.000 warga di Desa Karanganyar, hampir semuanya memiliki pohon duku. Bahkan beberapa warga memiliki puluhan hingga ratusan pohon duku di kebunnya.
"Memang pencaharian penduduk disini dari pertanian. Salah satunya dari duku. Dengan kondisi saat ini tidak berbuah tentu saja warga mengalami kerugian," jelasnya.
Rinto menjelaskan, duku Cililitan sudah cukup terkenal di sejumlah daerah. Memiliki ciri khas rasa buah manis dan bersih, legit dan kulit tipis.
Sementara itu, Mahpudin (71), warga yang memiliki lebih dari 100 pohon mengaku selama dua kali musim panen ini terpaksa puasa panen. Akibat serangan penyakit karat daun ini, pohon duku tidak berbuah.
"Selain karena penyakit, memang musim sekarang tidak ada kemarau. Kalau duku itu harus ada kemarau dulu baru berbuah lebat. Jadi sudah dua musim tidak berbuah. Ada beberapa tapi tidak bagus," jelasnya.
![]() |
Mahpudin kini hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut. Upaya penyemprotan yang sudah dilakukan pun tidak berhasil.
"Sekarang hanya menunggu saja, sampai kemarau. Biasanya daunnya rontok. Mudah-mudahan pada saat ada tunas jadi membaik, sembuh," katanya.
(yum/yum)