Jalan penghubung Desa Mekarsari dan Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur sudah seperti jalur 'neraka' bagi pengendara sepeda motor ataupun mobil. Medan jalanan penghubung antar desa itu sangat ekstrem dengan tanjakan dan turunan yang tajam.
Kondisi jalan pun masih berupa tanah merah dan hamparan bebatuan, membuat ban kendaraan mudah tergelincir saat menanjak atau menurun. Seperti halnya yang terjadi pada mobil pikap bermuatan kayu gelondongan, dimana mobil yang dikendarai Agus Sentul itu selip dan akhirnya terjun ke jurang sedalam 70 meter di samping jalan tersebut.
Selepas tanjakan berbatu sepanjang 150 meter itu, warga yang mengendarai mobil menuju Desa Mekarsari mesti melalui jembatan darurat yang dibangun dari susunan papan kayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya tidak ada akses jembatan permanen di sungai tersebut. Adapun jembatan gantung hanya dapat dilalui sepeda motor. Namun pengendara motor juga harus berhati-hati sebab jembatan gantung itu sudah usang.
"Warga sini kalau aktivitas sehari-hari sulit. Lewat tanjakan yang ekstrem, kemudian melalui sungai yang kalau sedang pasang arusnya deras. Kadang tidak bisa lewat kalau pasang, karena berbahaya bisa terseret arus," ujar Kardimin (41) warga Desa Mekarsari, Kamis (27/7/2023).
![]() |
Kardimin mengatakan jalanan ekstrem itu kerap memakan korban, mulai dari pengendara yang terjatuh dengan mengalami luka-luka, hingga menelan korban jiwa.
"Beberapa waktu lalu pengendara sepeda motor jatuh tergelincir hingga meninggal dunia. Dan kemarin kan kejadian lagi mobil jatuh ke jurang karena jalan licin dan tanjakannya ekstrem," tuturnya.
Kepala Desa Mekarsari Saleh Hermawan mengatakan jalanan ekstrem tersebut memang menghambat masyarakat untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.
"Jalan ekstrem ini juga yang membuat ibu hamil ditandu berkilo-kilo meter agar sampai ke puskesmas. Memang ada jalan alternatif lain, tapi jauh memutar dengan kondisi jalan yang lebih parah, dengan lewat desa lain," kata dia.
Saleh menuturkan di samping jembatan gantung tersebut sudah direncanakan untuk dibangun jembatan permanen agar warga tidak perlu lagi melintas dasar sungai. Namun hingga saat ini, jembatan tersebut hanya berupa fondasi dan tak kunjung diteruskan pembangunannya.
"Ada dua buah pondasi jembatan tersebut dibangun sejak 2021 lalu, namun pembangunannya belum pernah dilanjutkan lagi sampai sekarang. Belum ada kabar juga kapan mau dilanjutkan, sementara warga sangat butuh. Kalau pakai anggaran dari desa sangat tidak memungkinkan," kata dia.
"Makanya saya berharap Pemkab segera merespon agar jalan menuju desa kami dibangun, jembatan juga diselesaikan. Kasihan masyarakat. Jangan sampai ada korban lagi nantinya," pungkasnya.
(iqk/iqk)