Buntut kematian anak harimau Benggala bernama Cinora, Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar melakukan pengecekan ke rumah sekaligus penangkaran milik Alshad Ahmad.
Dari informasi yang diterima, Tim BBKSDA Jabar yang dipimpin Kasi KSDA Wilayah III Bandung Halu Oleo datang pada siang hari dan pulang pada sore hari.
Pantauan detikJabar, Rabu (26/7/2023) petang, satu mini bus berpelat merah juga keluar dari rumah Alshad. Dari informasi, mini bus itu ditumpangi rombongan dokter hewan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat akan diwawancarai, salah seorang yang ada di mini bus tersebut mengarahkan awak media untuk mewawancarai pihak Alshad dan tidak memberikan statmen terkait kedatangannya ke rumah Alshad.
detikJabar pun mendatangi pihak Alshad, yakni dua pria dengan mengenakan seragam berwarna cream dan meminta izin kepada salah satu pria itu untuk diwawancarai terkait kematian harimau benggala milik Alshad.
![]() |
Namun, pria tersebut tidak memberi tanggapan dan hanya mengatakan jika dia akan segera salat magrib. "Salat dulu ya, sudah telat," ucap pria tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi KSDA Wilayah III Bandung Halu Oleo mengatakan jika penyebab kematian anak harimau ini masih diselidiki di laboratorium.
"Kalau penyebab kematiannya masih menunggu nekropsi. Nekropsi di Bogor ya," kata Halu via sambungan telepon.
Disinggung kedatangannya ke rumah Alshad untuk apa, Halu menyebut untuk memintai informasi kematian harimau tersebut kepada Alshad.
"Kita ini (menanyakan kronologi) kematian. Kita cek fakta benar mati harimau benggala, ada bukti di situ termasuk anakan itu," ungkapnya.
Menurut Halu, dari keterangan Alshad tidak ada tanda-tanda yang ditunjukkan dari kematian hewan buas tersebut.
"Gak ada sakit, gak (tanda-tanda)," ujarnya.
Menurut Halu, harimau yang mati merupakan anak harimau yang lahir di Bulan Mei. "Yang Mei (lahir Mei), antara dua bulan lebih atau mau tiga bulan," ucapnya.
Halu menambahkan, jika dirinya tak bisa menentukan apakah kematian hewan itu wajar atau tidak karena harus menunggu hasil lab.
"Tentukan wajar gak wajahnya hasil nekropsi. Kalau kita lihat, namanya penangkaran berusaha satwanya hidup dan berkembang biak," pungkasnya.
Sebelumnya, pada pagi tadi juga, detikJabar sempat menemui salah satu petugas keamanan di rumah Alshad dan meminta izin untuk melakukan wawancara dengan Alshad terkait kejadian ini. Namun menurut petugas keamanan tersebut, jika belum membuat janji dengan Alshad pihaknya tidak dapat mengizinkan masuk ke kawasan rumah Alshad.
(wip/dir)