Perasaan Egi Ginanjar Saputra (26) dan Mia Siti Nuraeni (25) sedang berbunga-bunga. Pasangan suami istri atau pasutri ini baru saja melangsungkan di Dusun Cikopo, Desa Jatimekar, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, Selasa (11/7/2023) silam.
Yang membuat perasaan keduanya makin berseri karena acara resepsi pernikahannya menjadi sorotan di media sosial. Bukan karena keduanya orang terkenal di Sumedang. Melainkan rombongan yang mengantar mempelai pria saat itu jumlahnya mencapai hampir seribuan orang.
Berikut rangkuman detikJabar mengenai sederet fakta pernikahan Egi dan Mia di Sumedang yang viral di media sosial tersebut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diantar Rombongan 1.000 Orang
Melansir wolipop, pernikahan Egi dan Mia viral di medsos setelah diunggah akun TikTok @ acaraweddingplanner.wo. Dalam video, disebutkan ada 1.000 orang rombongan yang ikut mengantar seserahan mempelai pria kepada mempelai wanita.
Video unggahan seserahan itu sudah ditonton lebih dari 1,3 juta Views. Warganet langsung takjub melihat jumlah rombongan. Rizki Robi Saputra, sebagai pemilik wedding organizer yang mengunggah video viral pernikahan pun menceritakan di balik video unggahannya.
"Oke untuk di postingan ini saya memposting rombongan dari pengantin laki-laki dengan jumlah yang luar biasa. Untuk undangan sendiri ada 500 undangan. Kemudian rombongan pengantin kurang lebih ada 500 an," ungkap Rizky kepada Wolipop lewat WhatsApp.
Kedatangan Rombongan Sudah Dipersiapkan
Sementara kepada detikJabar, Mia sebagai mempelai wanita dalam pernikahan itu bercerita bahwa jumlah rombongan pengantin pria kurang lebih berjumlah 800 orang. Namun, jika ditotalkan dengan jumlah tamu undangan lainnya hingga memasuki siang hari maka akan mencapai seribuan lebih.
"Kedua belah pihak keluarga sebelumnya memang sudah sepakat untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan jumlah tamu yang akan datang sebanyak itu," terang Mia didampingi suaminya Egi, Rabu (19/7/2023).
Sudah Jadi Tradisi
Pengantin pria diketahui berasal dari Desa Pamulihan, Kecamatan Situraja atau tetangga desa dari mempelai pengantin perempuan. Usut punya usut ternyata rombongan tersebut semuanya memiliki hubungan saudara dengan mempelai pengantin pria. Pemandangan acara pernikahan seperti itu pun sudah menjadi hal biasa atau menjadi tradisi bagi warga Desa Pamulihan.
"Jadi memang kalau dari pihak suami, hal itu sudah menjadi tradisi bahwa warganya guyub, sauyunan dan bergotong royong karena sadulur-dulur, semuanya memiliki hubungan saudara," terang Mia.
Pernikahan yang Terasa Spesial
Selain viral di media sosial, acara penikahan Mia dan Egi cukup meriah terlebih lantaran status keduanya dalam keluarga cukup spesial. Mia diketahui adalah anak bungsu dari pasangan Nono Taryono (67) dan (alm) Unangsih (55). Sementara Egi adalah anak tunggal dari pasangan Apong Wacah (49) dan (alm) Agus Mulyana (50).
![]() |
Kedua mempelai melangsungkan acara pernikahan dengan menerapkan adat Sunda. Acara tersebut digelar di sebuah tanah lapang di samping rumah orang tua Mia lengkap dengan tenda dan pelaminan yang didekorasi sedemikian rupa.
"Acara pernikahan dilangsungkan cukup meriah lantaran kalau dari keluarga saya, kalau dalam Sunda itu istilahnya ngetrukeun kanyut kundang karena saya kan anak bungsu, sementara kalau dari keluarga suami, Egi itu anak tunggal," paparnya.
Tak Mengenal Surat Undangan
Bahkan ada satu pandangan yang mungkin cukup unik bagi kalangan masyarakat umum pada suatu momen acara pernikahan di Desa Pamulihan. Sebab warga Desa Pamulihan boleh dibilang 'tidak mengenal surat undangan'.
"Semisal kalau dikalangan masyarakat umum kan dengan dikirimi kartu undangan pernikahan itu akan merasa dihormati. Namun tidak sebaliknya bagi warga Desa Pamulihan, sebab kartu undangan akan berkesan seperti menganggap orang lain karena itu tadi lantaran kami semua bersaudara," kata Egi, suami Mia.
"Jadi kalau ada warga Desa Pamulihan yang akan melangsungkan pernikahan, itu undangannya biasanya dari mulut ke mulut saja," ujarnya menambahkan.
Orang Tua Ikut Bahagia
Nono Taryono, orang tua dari Mia mengaku bahagia bahwa acara pernikahan anaknya dapat berjalan lancar. Namun, ia tidak menyangka bahwa acara pernikahan anaknya bisa sampai viral seperti sekarang.
"Kalau saya pribadi awalnya tidak tahu bahwa acara nikahan anak saya bakal viral seperti sekarang ini," ungkapnya.
Nono mengungkapkan bahwa keguyuban dari tradisi Desa Pamulihan patut dilestarikan. Ia menegaskan bahwa kesuksesan acara pernikahan yang telah dilangsungkan merupakan hasil kerjasama kedua belah pihak.
"Kalau tradisi seserahan dengan membawa banyak rombongan orang itu memang terkenalnya di Desa Pamulihan, kalau di Dusun Cikopo sendiri seperti pada umumnya. Dan tradisi keguyuban warga yang positif seperti itu memang patut dilestarikan," ujarnya.
Kisah Guyub Warga Pamulihan
Kepala Desa Pamulihan Ondi Rohaendi menuturkan warga Desa Pamulihan memang dikenal dengan keguyubannya. Hal itu lantaran warganya rata-rata memiliki hubungan ikatan saudara.
"Iya, keguyuban warga Pamulihan memang sangat kuat karena semuanya hampir memiliki hubungan saudara," ungkap Ondi kepada detikJabar, Jumat (21/7/2023).
Ondi menjelaskan, Desa Pamulihan merupakan hasil pemekaran desa di Kecamatan Situraja hingga terbentuklah tiga desa di antaranya Desa Situraja Utara, Desa Malaka dan Desa Pamulihan. Sementara terbentuknya hubungan persaudaraan, sambung Ondi, kondisi itu awalnya lantaran dipengaruhi faktor geografis.
"Karena Desa Pamulihan dulunya terpencil menjadikan warganya tidak menikahkan anaknya ke orang luar desa. Jadi bebuyut desa itu dulunya kalau menikahkan anaknya tidak kemana-mana tapi ke tetangga terdekat lagi dan lama kelamaan semuanya jadi terbentuk ikatan saudara yang banyak," paparnya.
Ondi menegaskan, keguyuban warga Desa Pamulihan bukan hanya pada momen acara pernikahan saja, akan tetapi dalam berbagai kegiatan.
"Pokoknya dalam berbagai kegiatan, warga Desa Pamulihan itu selalu kompak seperti gotong royong saat kerja bakti dan kegiatan lainnya, termasuk dalam acara pernikahan. Tidak perlu diundang juga pasti bakal gotong royong untuk mendukung dan datang," paparnya.
(ral/yum)