Akhir-akhir ini suhu di Kota Bandung terasa sangat dingin. Namun warga Bandung diminta untuk tak panik dan tetap waspada terhadap potensi bencana.
"Kepada masyarakat Bandung Raya, khususnya Jawa Barat, tetap waspada dengan kondisi cuaca, jangan terlalu panik dengan hal-hal el nino, yang penting kita selalu waspada dengan situasi atau lokasi dan kebencanaan di lingkungan kita, sehingga kita bisa memitigasi jika terjadi bencana atau kondisi yang tidak diinginkan," ujar Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu, Jumat (21/7/2023).
Baca juga: Ini Penyebab Bandung Terasa Lebih Dingin |
Dia menuturkan kondisi dingin di Bandung ini salah satu penyebabnya karena sudah memasuki puncak musim kemarau. Selain mewanti-wanti soal cuaca dingin, pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi kekeringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekeringan kondisinya lemah dan moderat, tapi dibeberapa titik masih ada curah hujan, kemungkinan kalau pun defisit air hujan sehingga ada kekeringan tentunya ada antisipasi dengan memanage pola penyimpanan air dan menjaga lingkungannya," jelas Ayu.
Antisipasi kekeringan di musim kemarau ini, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan instansi lain untuk menyampaikan kondisi perkembangan cuaca di Jawa Barat.
"BMKG Jawa Barat selalu berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama baik antar UPT maupun antar instansi sehingga momen peringatan HMKG tahun 2023 ini dapat menjadi salah satu ajang berkumpul untuk bertukar pikiran maupun ide-ide berkaitan dengan fenomena-fenomena hidrometeorologi maupun geofisika di wilayah Jawa Barat. Perkumpulan untuk membahas fenomena tersebut dapat diwujudkan dengan kegiatan diskusi dan olahraga untuk membentuk insan BMKG yang tangguh," pungkasnya.
Masuknya Angin Timur
Sementara itu, Kepala stasiun Klimatologi Jabar Rakhmat Prasetia mengatakan, jika saat ini sudah terjadi musim kemarau di Jawa Barat. Puncak musim kemarau bakal terjadi di Bulan Agustus mendatang.
"Ini memang wilayah Jawa Barat sebagian besar sudah masuk kemarau, di mana angin timuran sudah dominan, ketika angin timur sudah dominan maka angin Timur yang menyertai suhu kita saat ini," kata Rakhmat.
Meski sudah memasuki musim kemarau, menurut Rakhmat jika curah hujan masih terpantau di wilayah Jawa Barat. Namun, intensitasnya terus menurun, salah satunya di pesisir utara Jabar.
"Pertengahan ini kekuatan masih lemah, ketika lemah nanti beberapa wilayah di Jabar terutama di pesisir utara jumlah curah hujan akan sedikit berkurang," ujarnya.
"Tapi nanti di akhir tahun kita prediksi menuju sedang, nanti akan menyebabkan penurunan curah hujan ketika masuk awal musim hujan, per 10 hari, bahkan tiap perbulan kita update karena pergerakan dinamis," tambahnya.
Namun menurut Rakhmat, puncak musim kemarau, bakal terjadi di pertengahan Bulan Agustus mendatang. Hal tersebut, bakal berdampak pada kekeringan.
"Nanti puncak kemarau di Bulan Agustus, dengan kekurangan curah hujan maka masyarakat segera adaptasi dengan cara, kalau pertanian dengan Dinas Pertanian, bagaimana langkah yang diambil. Terkait ketersediaan air, koordinasi dengan BPBD dan dinas lainnya, jika pada puncaknya benar-benar berkurang," terangnya.
(wip/dir)