Sukarno sangat dikenal sebagai sosok proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia. Namun, Sukarno sempat hidup sulit dan jatuh miskin dalam pengasingan.
Mantan ajudan Presiden Sukarno, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Sidarto Danusubroto menuturkan, ia sempat melayani sang proklamator selama dua tahun delapan bulan, semasa di istana dan di luar istana.
Ia pun memuji sosok Sukarno. Ia memandang karakternya benar-benar layak dijadikan panutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau seorang pejuang sedari muda, saya tahu itu. Berkat beliau itu warisan Pancasila dapat menjaga keutuhan bangsa Indonesia sampai saat ini," ucap Sidarto saat diwawancara usai diskusi di Indo Alam Sari, Kabupaten Karawang, Kamis (20/7/2023).
Sidarto bercerita, selama melayani Sang Proklamator, ia belajar banyak darinya, baik dalam bidang politik, maupun kepemimpinan. Namun nahas, pada tahun 1967 era kejayaan sang proklamator mulai runtuh.
"Pada saat beliau diasingkan pada era Orde Baru. Saya masih menemani di pengasingan di Bogor dan di Jakarta antara tahun 1968, saya tahu beliau hidup di tengah kemiskinan," jelasnya.
Selama itu pula, Sidarto sering dimarahi (kena tegur). Namun teguran itu dianggapknya sebagai cambukan dalam belajar menata karier yang lebih baik.
Ia pun bercerita sempat jadi sopir angkutan kota. Hal itu dilakukan saat di masa pengasingan bersama Sukarno. Ia juga mengungkap peran penting Sukarno dalam kehidupannya.
"Saya sering dinasihati, melihat keluarga beliau hidup dalam kemiskinan, saya bertahan hidup juga sebagai sopir angkutan kota, untuk istri saya, sebagian saya sisihkan untuk keluarga beliau di pengasingan," imbuhnya.
"Meskipun dalam pengasingan jadi tahanan politik era orde baru, beliau masih berjasa dan menyumbang pikiran bagi negara. Termasuk saya bisa sekolah di Jerman, dan Amerika, sampai terkahir menjabat Kapolda Jawa Barat, juga berkat dorongan beliau," ucapnya.
Sembari berkaca-kaca, di akhir ceritanya, mantan Ketua MPR RI tahun 2014 itu, juga berpesan, banyak hal yang dilakukan Soekarno, dan kini dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Saya sedih ingat dulu, sebagai mantan ketua MPR, dan saat ini menjadi Watimpres, saya bersyukur banyak program beliau dahulu yang kini dilanjutkan oleh Pak Jokowi," pungkasnya.
(orb/orb)