Jerat Bank Emok Masih Teror Warga Jabar

Jerat Bank Emok Masih Teror Warga Jabar

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 20 Jul 2023 16:30 WIB
Counting money
Ilustrasi uang (Foto: Getty Images/iStockphoto/Yamtono_Sardi)
Bandung -

Jerat rentenir atau yang dikenal juga dengan sebutan bank emok begitu berbahaya bagi kesejahteraan masyarakat. Meski berbagai upaya telah dilakukan, namun keberadaannya masih menghantui masyarakat.

Di Jawa Barat, praktik bank emok masih ditemukan di sejumlah daerah. Dinas Koperasi dan UMKM Jabar mencatat, ada 1,8 juta dari 6,5 juta pelaku UMKM yang terjerat bank emok atau rentenir.

"Data BPS menyebutkan sebanyak 52,96% UMKM Jawa Barat (dari 6,4 juta UMKM) memiliki kendala permodalan dan sekitar 40% (1.824.000) pelaku UMKM terjerat rentenir," kata Kabid Usaha Kecil Dinas Koperasi dan UMKM Jabar, Ucup Yusuf dalam diskusi di salah satu hotel di Kota Bandung, Kamis (20/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ucup menyebut, keberadaan bank emok masih sangat masif dan banyak ditemukan di pelosok-pelosok daerah. Bahkan kata dia, bank emok tidak lagi menyasar kalangan bawah, namun juga kalangan menengah dan atas.

"Bank emok masif jangankan ke masyarakat bawah, ke kalangan menengah atas juga," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Namun Ucup mengungkapkan, jumlah pelaku UMKM yang terjerat bank emok semakin berkurang tiap tahunnya. Pada periode 2021-2022, menurutnya ada 3.543 pelaku UMKM uang terlepas dari jerat hutang berbunga tinggi itu.

"Dari 4.000 yang disurvei, ada 3.543 orang terlepas jerat rentenir, itu hasil survei periode 2021-2022," ungkapnya.

Teror bank emok pernah dirasakan oleh Herni Hernawati, pelaku UMKM asal Kabupaten Pangandaran. Herni mengaku rumahnya sering didatangi rentenir yang menawarkan uang pinjaman dengan iming-iming pencairan yang cepat.

"Iya sering karena lingkungan ada, tapi saya tolak dengan halus," ucap Herni.

Herni menerangkan, bank emok menawarkan pinjaman dengan banyak iming-iming. Mulai dari pencairan yang cepat hingga proses yang mudah. Tapi dibalik itu kata dia, bunga yang dibebankan tidak rasional.

"Saya bilangin kalau jasanya sekian gak masuk, karena harus ngitung pendapatan saya tapi harus bayar bunga sebesar itu, jadi saya tolak dengan baik-baik," ujarnya.

"Tapi kan uangnya cepet, katanya yang nawarin nya. Bunganya itu dia nawarin Rp 3 juta, satu minggu bayar Rp 75 ribu selama 1 tahun, harus ikut berjanji juga baca pancasila, banyak juga aturan-aturan, ada potongan juga," keluh Herni soal bank emok.

Melawan Bank Emok Lewat Kredit 0%

Upaya untuk melawan eksistensi bank emok pun terus digencarkan pemerintah. Jawa Barat melalui Bank bjb, menghadirkan Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera) untuk dimanfaatkan menjadi cara melepas jeratan bank emok.

Sejak digulirkan pada akhir 2018, program ini diklaim telah membebaskan 15.096 pelaku UMKM dari jeratan bank emok.

"Jumlah debitur atau penerima manfaat terus meningkat sejak digulirkan pada 2018 hingga 2022. Hingga Juni 2023 tercatat sudah menjangkau 15.096 pelaku usaha UMKM yang berada di 1.259 lingkungan rumah ibadah," kata Pemimpin Divisi Kredit UMKM Bank bjb, Denny Mulyadi.

Kredit Mesra sendiri merupakan program yang digagas Gubernur Jabar Ridwan Kamil dengan menyasar para pelaku usaha yang berada di lingkungan rumah ibadah.

Denny menuturkan, melalui program Kredit Mesra ini, Bank bjb ingin membantu masyarakat untuk bisa lepas dari jeratan bank emok.

"Upaya untuk melepaskan jemaah dari bank emok yang tingkat suku bunganya sangat tidak manusiawi. Jadi menghindarkan masyarakat dari pinjaman yang menjerat dan membangkitkan ekonomi," ujarnya.

(bba/iqk)


Hide Ads