Jagat maya dibuat takjub oleh acara pernikahan di Kabupaten Sumedang. Pasalnya, rombongan seserahan pengantin pria mencapai hingga seribuan orang.
Moment tersebut terekam dalam video yang dibagikan oleh akun TikTok @acaraweddingplanner.wo belum lama ini. Dalam video itu disebutkan bahwa jumlah rombongan seserahan pengantin pria mencapai 1.000 orang.
Warganet pastinya bakal tidak menyangka bahwa rombongan dalam video itu ternyata semuanya memiliki hubungan saudara dengan pengantin pria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta itu diketahui setelah detikJabar berbincang dengan kedua mempelai pengantin, Egi Ginanjar Saputra (26) dan Mia Siti Nuraeni (25).
"Rombongan di video viral itu tuh semuanya adalah saudara saya, sadulur-dulur," ungkap Egi, Rabu (19/7/2023).
Egi diketahui merupakan warga Desa Pamulihan, Kecamatan Situraja. Sementara Mia merupakan warga Dusun Cikopo, Desa Jatimekar, Kecamatan Situraja.
Warga Desa Pamulihan rata-rata memiliki hubungan saudara yang saling berkaitan. Garis hubungan persaudaraan itu telah terbentuk dari sejak dulu .
"Jadi dulunya, bebuyut warga Desa Pamulihan itu jarang menikahkan anaknya ke orang luar. Hingga lama kelamaan menjadi terbentuk sebuah keluarga besar di satu desa," terang Egi.
Egi sendiri merupakan anak tunggal yang terlahir dari pasangan Apong Wacah (49) dan (alm) Agus Mulyana (50). Orang tua Egi diketahui masih memiliki hubungan saudara namun bukan mahram secara hukum Islam.
"Bahkan dulu ada pribahasa yang bilang bahwa orang Pamulihan itu kalau nikah pasti dengan orang Pamulihan lagi," ujar Egi sambil tersenyum.
Itu pulalah yang menjadi dasar kenapa tradisi keguyuban Desa Pamulihan mudah terbangun. Keguyuban itu dapat terlihat dalam kegiatan apapun termasuk dalam acara pernikahan.
"Karena semuanya saudara maka kalau ada acara pernikahan, kita pun biasanya bakal saling bantu dan itu sudah menjadi tradisi bagi warga Desa Pamulihan," ungkap Egi.
"Bukan hanya acara pernikahan, dalam kegiatan apapun warga Desa Pamulihan selalu kompak seperti dalam acara Agustusan, biasanya warga Desa Pamulihan jadi yang terpanjang saat digelar acara pawai di kecamatan," tutur Egi menambahkan
Bahkan ada satu pandangan yang mungkin cukup unik bagi kalangan masyarakat umum pada suatu momen acara pernikahan di Desa Pamulihan. Sebab warga Desa Pamulihan boleh dibilang 'tidak mengenal surat undangan'.
"Semisal kalau dikalangan masyarakat umum kan dengan dikirimi kartu undangan pernikahan itu akan merasa dihormati. Namun tidak sebaliknya bagi warga Desa Pamulihan, sebab kartu undangan akan berkesan seperti menganggap orang lain karena itu tadi lantaran kami semua bersaudara," paparnya.
"Jadi kalau ada warga Desa Pamulihan yang akan melangsungkan pernikahan, itu undangannya biasanya dari mulut ke mulut saja," ujarnya menambahkan.
Rombongan seserahan dalam video viral tersebut pun diketahui bukan hanya dari Desa Pamulihan, namun ada juga saudara pengantin pria yang berasal dari desa tetangga.
"Rombongan kemarin itu bukan hanya dari Desa Pamulihan tapi ada juga saudara saya yang datang dari Desa Cicarimanah, jadi saudara orang Pamulihan itu banyak," tuturnya.
Pernikahan Egi dan Mia berlangsung cukup meriah. Hal itu lantaran status dari kedua mempelai pun terhitung cukup spesial dalam leluarga. Mia diketahui adalah anak bungsu dari pasangan Nono Taryono (67) dan (alm) Unangsih (55). Sementara Egi sendiri adalah anak tunggal dari pasangan Apong Wacah (49) dan (alm) Agus Mulyana (50).
Kedua mempelai melangsungkan acara pernikahan dengan menerapkan adat Sunda. Acara tersebut digelar di sebuah tanah lapang di samping rumah orang tua Mia lengkap dengan tenda dan pelaminan yang didekorasi sedemikian rupa.
Nono Taryono, selaku orang tua dari Mia mengaku, bahagia bahwa acara pernikahan anaknya dapat berjalan lancar. Namun, ia tidak menyangka bahwa acara pernikahan anaknya bisa sampai viral seperti sekarang.
"Kalau saya pribadi awalnya tidak tahu bahwa acara nikahan anak saya bakal viral seperti sekarang ini," ungkapnya.
Nono mengungkapkan bahwa keguyuban dari tradisi Desa Pamulihan patut dilestarikan. Ia menegaskan bahwa kesuksesan acara pernikahan yang telah dilangsungkan merupakan hasil kerjasama kedua belah pihak.
"Kalau tradisi seserahan dengan membawa banyak rombongan orang itu memang terkenalnya di Desa Pamulihan, kalau di Dusun Cikopo sendiri seperti pada umumnya. Dan tradisi keguyuban warga yang positif seperti itu memang patut dilestarikan," ujarnya.
(mso/mso)