Puluhan aktivis mahasiswa terlibat aksi saling dorong dengan polisi saat menggelar demonstrasi di depan gerbang kantor Balekota Tasikmalaya Jalan Letnan Harun, Senin (17/7/2023).
Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tasikmalaya itu sedianya ingin masuk kantor Balekota dan menemui Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah.
Namun keinginan mahasiswa itu dicegah aparat kepolisian dan Satpol PP, sehingga terjadi aksi saling dorong. Beruntung kedua belah pihak bisa menahan diri sehingga aksi saling dorong itu tidak memburuk menjadi bentrok fisik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan mahasiswa ini sebelumnya mendatangi Balekota Tasikmalaya menjelang tengah hari. Dengan membawa mobil pengeras suara mereka berorasi dengan materi kritik terhadap kinerja Pj Wali Kota.
Di halaman Balekota sendiri sedang dihelat acara peluncuran program sejuta tanaman pangan cegah inflasi di Tasikmalaya (Setaman Cinta) yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, pejabat teras Pemkot Tasikmalaya dan ratusan masyarakat.
Saat itu suara orasi mahasiswa harus beradu keras dengan Wagub Uu yang sedang memberikan sambutan. Para pejabat sendiri, seolah tak menggubris demo mahasiswa tersebut dan meneruskan acara hingga usai.
Usai acara para pejabat bubar, sementara di luar pagar mahasiswa menuntut agar mereka bisa menemui Pj Wali Kota untuk berdialog. Namun tuntutan itu tak digubris sehingga situasi memanas. Mahasiswa berusaha memaksa masuk, namun terhalang gerbang dan barikade dari polisi. Gesekan tak terhindarkan, beberapa mahasiswa sempat berusaha memanjat gerbang, namun berhasil dicegah.
Dalam orasinya mahasiswa menyuarakan tentang masalah-masalah sosial yang belum terselesaikan. Mulai dari masalah penanganan sampah, penurunan angka kemiskinan, maraknya geng motor dan lain-lain. Demonstran juga menuding Cheka telah gagal menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah di Kota Tasikmalaya.
"Cheka harus segera check out dari Kota Tasik, karena telah gagal menyelesaikan masalah yang terjadi di Kota Tasik. Dari masalah sampah, kemiskinan sampai geng motor. Kami datang membawa solusi ingin berdialektika, tapi dia terlalu angkuh sehingga tak mau menemui," kata salah seorang orator.
Usai gagal menembus barikade, massa kemudian membakar ban dan memilih bergeser ke kantor DPRD Kota Tasikmalaya Jalan RE Martadinata
(yum/yum)