Harapan Lia Sayulia di Hari Pertama Sekolah Anaknya

Harapan Lia Sayulia di Hari Pertama Sekolah Anaknya

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Senin, 17 Jul 2023 14:30 WIB
Suasana hari pertama sekolah di SDN 088 Embong, Kota Bandung, Senin (17/7/2023).
Suasana hari pertama sekolah di SDN 088 Embong, Kota Bandung, Senin (17/7/2023). (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Hari ini jadi momen orang tua siswa mengantarkan kembali buah hatinya bersekolah. Seperti di SD Negeri 088 Embong, Kota Bandung, terlihat para orang tua pada Senin (17/7/2023) siang ramai menunggu anaknya pulang sekolah.

Lia Sayulia (39) mengaku senang menyekolahkan sang putri di SDN Embong. Hannesta Yumahisya Hazel (7), putrinya, adalah salah satu dari 35 murid tahun ajaran baru yang diterima dalam sistem PPDB jalur zonasi.

"Saya dari tadi pagi jam 07.00 WIB nungguin, karena hari ini kan masih Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), belum ada pelajaran dan belum dibagi kelas juga. Jadi saya nungguin seminggu biar tenang aja, tahu siapa teman sebangkunya gitu," cerita Lia saat ditemui detikJabar di depan SD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SDN 088 Embong adalah salah satu dari tujuh Sekolah Dasar yang jumlah muridnya tak mencapai batas maksimal kuota. SD ini seharusnya punya 58 siswa yang bakal terbagi dalam dua kelas.

Meskipun begitu, pembelajaran tetap berjalan seperti biasa bahkan diharapkan lebih kondusif. Lia mengaku senang bisa menyekolahkan Hannesta di SD Embong.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah anaknya enjoy seneng, sahabatnya dari TK dulu, terus ini kan sekolah kakaknya dulu. SD ini juga strategis karena bapaknya kerja pelukis di Braga, kakaknya di SMPN 43, saya tinggal di Kosambi jadi paling deket sini. Saya mah nggak pikir bonafid dan lain-lain selama anak nyaman, lebih seneng, mau sekolah disini, ya saya ambil," ujarnya.

"Dari dulu jaman kakaknya memang disini itu lebih sedikit siswanya. Tapi ya malah lebih nyaman, lebih diperhatikan, kita kan juga adaptasi dengan orang tua juga lebih mudah. Paling sekelas ya cuma 20 gitu. Kadang kan anak ada yang belum bisa baca, bisa terdampingi," imbuh Lia.

Orang tua murid dan putrinya hari pertama masuk sekolah.Orang tua murid dan putrinya hari pertama masuk sekolah. Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar

Di tengah komentar miring soal sistem zonasi di tiap sekolah negeri, Lia mengaku merasa terbantu dengan sistem ini. Menurutnya, orang tua tak dibuat pusing karena sekolah lebih dekat dan sudah ada arahan pilihan sekolah. "Lagian kalau anak kerja kelompok gitu juga nggak akan terlalu jauh, kita juga lebih tenang," tuturnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SDN 088 Embong Umi Hasanah menyebut tahun ini justru animo pendaftar mengalami peningkatan. Namun ia menyadari bahwa warga sekitar yang memiliki usia sekolah dasar sedang minim.

"Kita berada di wilayah Sumur Bandung yang sebetulnya punya kurang lebih tiga sekolah negeri favorit dan dua sekolah swasta favorit. Selain itu agak sulit mendapat murid sesuai kuota yang sudah ditetapkan karena di sekitar perkantoran," kata Umi.

Namun ia memastikan bahwa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bakal tetap berjalan dengan kondusif dengan pembagian dua kelas. Ia juga bakal ekstra memberikan kegiatan tambahan untuk anak-anak agar kemampuannya lebih terasah.

Umi menyebut bakal menggalakkan lagi kegiatan Pramuka, gerakan literasi, Kultum, supaya memancing kepercayaan diri anak untuk tampil di depan publik.

"Justru kondisi ini membuat pembelajaran lebih fokus dan aktif sehingga anak merasa aman, nyaman, dan happy. Dari dulu sekolah ini yang menonjol itu olahraga terutama futsal, dan keagamaan biasanya kita borong piala. Makanya banyak piala terpajang di depan ya, tapi karena Covid sempat terhenti. Akan kita berdayakan lagi fasilitasi sarana untuk membina potensi siswa. Tantangan kita ini untuk menumbuhkan kepercayaan diri saat bertanding sekolah lain yang dapat label favorit," ucapnya.

(aau/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads