Kekhawatiran Warga Mata Air Citaman Punah Terimbas Tol Japek II

Kekhawatiran Warga Mata Air Citaman Punah Terimbas Tol Japek II

Irvan Maulana - detikJabar
Minggu, 16 Jul 2023 20:15 WIB
Sumber mata air bawah tanah Citaman yang terimbas pembangunan tol Japek II
Mata Air Citaman di Karawang (Foto: Irvan Maulana)
Karawang -

Ketua Komisi I DPRD Karawang Khoerudin menyoroti Mata Air Citaman yang terancam punah, terimbas pembangunan Tol Jakarta-Cikampek Selatan (Japek II) di wilayah Karawang Selatan.

"Mata air ini memang mata air yang vital bagi masyarakat khususnya wilayah Karawang selatan, karena sumber mata air ini yang menghidupi masyarakat di 3 kecamatan," ujar Khoerudin saat ditemui di Kantor DPRD Karawang, Minggu (16/7/2023).

Ia menuturkan, masyarakat mengeluhkan karena pembangunan trase tol Japek di wilayah Kampung Citaman, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang berpotensi merusak mata air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembangunan trase itu mengusik mata air, kemarin bersama-sama masyarakat, saya dan Komisi III cek ke sana, ternyata memang benar, imbas pembangunan itu berpengaruh pada turunnya debit air," kata dia.

Project Manager Waskita Karya Andesit, selaku pelaksana proyek tol Japek II menuturkan, pihaknya mengaku sudah melakukan pekerjaan sesuai prosedur dan atas penelitian konsultan.

ADVERTISEMENT

"Terkait Mata Air Citaman ini, kami juga konsen yah, kita juga monitor termasuk soal riview sudah dibahas di dewan," katanya.

Ia menjelaskan, bahwa jalan yang akan melintasi mata air yang awalnya akan dibuat Bored, atau semacam jembatan untuk mengalirkan air, kini telah dirubah menjadi box curverlt cell.

"Ini juga kita jelaskan yang awalnya bored, menjadi box curvelt cell ini, dan ini lah yang akan kita laksanakan sampai saat ini," ujar dia.

Hal itu, kata dia, juga sudah sesuai dengan, Rekomtek 14 Maret 2019, dan 9 November 2022, dari pihak terkait, serta atas penelitian para ahli.

Dalam pengecekan tersebut, pihaknya bersama masyarakat meminta agar pekerjaan proyek dihentikan sementara waktu sebelum adanya rekomendasi dan penelitian ahli yang menjamin kelestarian mata air.

"Yah intinya, kami ingin pekerjaan sementara dihentikan dulu, sebab masyarakat tidak mau jika pekerjaan itu merusak mata air. Kami bukan menolak proyek strategis nasional, hanya kami meninta agar pekerjaan dilakukan dengan berbagai pertimbangan sehingga tidak merugikan lingkungan," kata dia.

Terpisah, warga setempat, Nandar menuturkan, mata air tersebut mulai terpengaruh semenjak pekerjaan trase membelah jalur air sungai bawah tanah.

"Semenjak dibangun ini, kita lihat itu, biasanya diatas 80centimeter, sekarang malah dibawah 40centimeter," ujar Nandang sembari menunjuk pengukur tinggi muka air, di Mata Air Citaman, Sabtu (15/7/2023).

Selain turunya debit air, Nandar mengungkap, pengaruh akibat pekerjaan trase juga terlihat pada kualitas air, yang biasanya bening dan sejuk kini menjadi kotor.

"Ini kan kalau kita lihat agak hijau yah, brati ini kiruh (kotor), apa lagi kalau hujan, ini malah coklat warnanya, biasanya cenderung warna biru, dan sangat sejuk dan jernih," ucapnya.

Selain itu, masyarakat juga mengeluh karena warga sekitar mengkeramatkan Mata Air Citaman tersebut. Namun semenjak dilakukan pembangunan proyek tol Japek II, nilai kesakralan seolah hilang.

"Kita kan menghormati ini (mata air) sebagai sumber kehidupan, makanya sering kita hajat bumi di sini, pas bulan tertentu. Tapi semenjak ada proyek mana ada, di sini jadinya bising dan seperti hilang kekeramatannya," keluh Nandar.

(yum/yum)


Hide Ads