Sanjungan Ridwan Kamil untuk Nikuba Buatan Aryanto Misel

Jabar Sepekan

Sanjungan Ridwan Kamil untuk Nikuba Buatan Aryanto Misel

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 16 Jul 2023 20:31 WIB
Nikuba, alat pengonversi air menjadi bahan bakar
Nikuba (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Bandung -

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut mengapresiasi alat pengonversi air jadi bahan bakar bernama Nikuba yang diciptakan warga Cirebon, Aryanto Misel. Sebelumnya, Nikuba disebut perusahaan otomotif Italia.

Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil mengatakan, jika dirinya selalu mendukung karya warga Jawa Barat itu. Dia juga, telah berkoordinasi dengan Pangdam III Siliwangi untuk mengembangkan Nikuba.

"Kalau saya selalu mendukung inovasi yang ada di Tanah Air, saya mah orangnya sangat pro ke sana, bahkan waktu itu ditemukan lebih dari setahun lalu ya, itu saya dukung ke Pangdam III Siliwangi untuk terus dikembangkan," kata Kang Emil ini, Sabtu (15/7) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski mendapatkan apresiasi dari luar negeri, penemuan Nikuba belum diapresiasi publik dalam negeri karena masih belum teruji secara ilmiah oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kang Emil menilai, terkait pro kontra itu tidak perlu dipermasalahkan. Terpenting saat ini, bagaimana mengembangkan Nikuba agar bisa bermanfaat untuk masyarakat.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, air yang punya rumus kimia H2O bisa dijadikan bahan bakar kendaraan. Sebab saat ini kendaraan mampu dijalankan dengan bahan bakar hidrogen yang salah satu senyawanya ada dalam H2O pada air.

"Teorinya sebenarnya mudah dipahami, air itu H2O, nah sekarang bahan bakar itu mobil, motor bisa menggunakan hidrogen, hidrogen kan ada di dalam H2O, hanya mengonversi H2O menjadi H, terus punya mesin," ungkap Kang Emil.

Menurut Kang Emil jika teknologi terbarukan akan menjadi energi untuk masa depan.

"Nah itu Jepang sekarang memang paling canggih dari teknologi Jepang bahwa masa depan tuh selain mobil listrik adalah mobil hidrogen, nah ini adalah versi teori itu di versi praktisnya. Kita doakan saja, yang penting jangan dibenturkan bahwa pemerintah ke mana dan sebagainya," terangnya.

Seperti diketahui, Nikuba baru-baru ini terbang ke Milan untuk melakukan presentasi di hadapan produsen otomotif asal Italia. Sepulangnya dari Milan, kabarnya Nikuba sudah mengantongi kerjasama dengan perusahaan penyuplai energi untuk produsen otomotif Lamborghini dan juga Ferrari. Namun belum dijelaskan lebih detail soal kerjasama yang dimaksud.

BRIN Ingin Buktikan Secara Ilmiah

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyatakan jika pihaknya sudah mengirim tim untuk memeriksa Nikuba. Dalam hal ini, BRIN mendukung inovasi yang dilakukan oleh Aryanto Misel.

Menurutnya, Nikuba itu bisa menggunakan fasilitas riset dan pengembangan yang dimiliki oleh BRIN sehingga temuannya bisa dibuktikan secara ilmiah.

"Nikuba sudah kita ketahui sejak tahun lalu dan kami sudah mengirim tim ke sana untuk melihat itu, dari asesmen tim perlu ada riset lanjutan," kata Laksana Tri Handoko dikutip dari detikOto, Rabu (5/7).

"Itu salah satu yang sedang kita ajak supaya bisa dibuktikan secara sainstifik. Itu dulu yang nomor satu, sehingga kalau ada penyempurnaan ya kita sempurnakan bersama-sama karena Nikuba itukan basically hidrogen, bahan bakar berbasis hidrogen. Memang banyak penemuan dan sebagainya," ungkapnya.

"Secara prinsip setelah ada BRIN semua fasilitas kita sediakan untuk seluruh komunitas periset Tanah Air, baik itu di kampus termasuk juga komunitas atau individu seperti yang men-develop Nikuba itu," tambahnya

Terpisah, keberadaan Nikuba pun mendapat respons dari sejumlah ahli ITB, salah satunya Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Tri Yuswidjajanto Zaenuri. Dia menjelaskan teknologi pengubah air menjadi hidrogen untuk bahan bakar kendaraan bermotor sejatinya merupakan teknologi lama.

"Itu (teknologi) sudah lama banget. Coba lihat saja di (situs jual beli) Tokopedia, tulis 'Joko Energy', keluar semua alatnya itu. Jadi yang ngembangin udah banyak. Termasuk (tutorialnya) di Youtube, juga udah banyak banget," ucap pria yang karib disapa Yus.

Yus mengungkapkan teknologi seperti itu sudah dikembangkan sejak tahun 1960-an, karena sudah banyak orang yang mengenal konsep elektrolisa air. Sekadar diketahui, elektrolisa air merupakan penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hidrogen (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut.

Yus juga mengungkapkan, teknologi tersebut tak sepenuhnya bisa menggantikan bensin. Dia menjelaskan untuk bisa menggunakan air sebagai bahan bakar pengganti tidak hanya dibutuhkan aki, tapi tetap membutuhkan bensin. Jika memakai air saja untuk proses ini, hal itu tidak akan cukup.

"Lama-lama aki bisa tekor karena secara keseimbangan energi tidak cukup. Lebih besar untuk memproduksi daripada yang berguna. Jadi tak hanya butuh aki, tapi juga tetap butuh bensin," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads