Shah sendiri memimpin Dukaan, perusahaan layanan bagi bisnis yang ingin membuka toko online-nya sendiri. Keberadaan AI, menurut Suumit, efektif dalam merespons pertanyaan dan permintaan konsumen. Yang tak kalah pentingnya lagi, perusahaan bisa menghemat lebih banyak biaya operasional.
Dikutip dari detikInet, Shah mengaku memberhentikan sebagian besar karyawan support-nya merupakan sebuah keputusan yang sulit tapi dibutuhkan. Ia juga mengatakan perusahaannya telah lama bergulat dengan layanan dukungan pelanggan yang kini bisa diperbaiki berkat bantuan chatbot AI.
"Mengingat kondisi ekonomi, start-up memprioritaskan 'profitabilitas' ketimbang berjuang menjadi 'unicorn', dan begitu juga kami," kata Shah dalam cuitannya, seperti dikutip dari BBC, Rabu (12/7/2023).
Baca juga: Wanita Ini Dikloning Biar Bisa 'Dibagi' |
Shah juga menjelaskan bagaimana perusahaannya berhasil mengembangkan chatbot dan platform AI dalam jangka waktu yang pendek sehingga semua pengguna Dukaan bisa memiliki asisten AI-nya sendiri. Ia mengatakan chatbot AI itu bisa menjawab semua jenis pertanyaan dengan cepat dan akurat.
Setelah memberhentikan sebagian besar staff support-nya, Shah dan Dukaan masih mengiklankan lowongan pekerjaan untuk beberapa posisi. Namun, banyak netizen Twitter yang mengkritik cuitan dan keputusannya yang dianggap tidak punya hati.
"Pria yang memecat orang-orang lewat Zoom melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada apapun ini. Kita semua telah kehilangan empati, ya?" kata @neelesh_salian.
"Mungkin itu merupakan keputusan yang tepat untuk bisnis, tetapi seharusnya tidak berubah menjadi utas yang merayakan/mempromosikannya," kata @santoshp.
"Seperti yang diperkirakan, ia tidak menyebut 90% staf yang di-PHK. Bantuan seperti apa yang mereka terima?" kata @arnob1.
Shah merespons salah satu satu komentar netizen dengan mengatakan akan membagikan informasi soal bantuan yang diterima karyawan korban PHK di LinkedIn, karena di Twitter orang-orang lebih mencari 'profitabilitas dan bukan simpati'.
Layanan chatbot AI seperti ChatGPT memang semakin populer dan mudah diakses dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa perusahaan berencana menggunakan chatbot AI untuk meningkatkan produktivitas, tapi rencana ini justru membuat karyawan takut kehilangan pekerjaannya.
Pada Maret lalu, Goldman Sachs merilis laporan yang menunjukkan bahwa AI dapat menggantikan setidaknya 300 juta pekerjaan. Di India, beberapa perusahaan sudah berinvestasi di AI untuk mengembangkan produk dan memicu kekhawatiran tentang PHK massal.
Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul CEO Startup India Dikecam Karena Ganti 90% Karyawan dengan AI (yum/yum)