Jeritan Gurandil Sukabumi hingga Dukungan dari Eros Djarot

Jeritan Gurandil Sukabumi hingga Dukungan dari Eros Djarot

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 12 Jul 2023 09:46 WIB
Eros Djarot saat di lokasi tambang emas di Sukabumi.
Erso Djarot saat berada di lokasi tambang emas Sukabumi (Foto: Istimewa).
Sukabumi -

Sejumlah warga menggelar aksi di lahan Perhutani Sukabumi yang sempat dijadikan tambang emas ilegal. Aksi itu digelar menuntut agar para penambang diizinkan untuk kembali melakukan aktivitas di kawasan itu.

Video aksi mereka tersebar di aplikasi perpesanan. Nampak dalam aksinya, mereka membawa sejumlah poster berisi berbagai tuntutan.

Salah satu tuntutannya adalah menuntut legalitas agar penambang bisa kembali menambang di Kampung Cibuluh, Desa/Kecamatan Ciemas. Diketahui tambang tersebut sebelumnya sudah menewaskan dua orang gurandil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang saya ketahui, yang waktu itu (dalam video) ada deklarasi dari Bunda Mae, mengenai ya pergerakan mereka sedang mengajukan melalui koperasi, untuk izin lahan," kata Jojon Rihanang, Kepala Resor Polisi Hutan (KRPH) Hanjuang Barat, BKPH Lengkong kepada detikJabar, Rabu (12/7/2023).

Jojon juga menyinggung soal kehadiran Eros Djarot dalam aksi tersebut. Memang dalam potongan video lainnya yang tersebar terlihat Eros Djarot budayawan, sutradara, penulis lagu, penulis skenario dan politikus Indonesia itu tengah melakukan orasi.

ADVERTISEMENT

"Hari kemarinnya juga ada kunjungan Eros Djarot, ada beberapa sebagian masyarakat mengira akan dilakukan di kawasan (Perhutani) ternyata tidak," imbuhnya.

Saat ditanya apakah proses izin pertambangan rakyat tersebut bisa ditempuh, Jojon menjelaskan hal itu bisa dilakukan namun bakal memakan waktu lama.

"Bisa diajukan memang prosesnya lama juga, untuk koperasi hanya 10 hektar sesuai aturannya. Bisa (ditempuh) cuma prosesnya panjang, saya dengar sudah sampai Yogyakarta namun harus ada pengukuran lagi dari BPKH," jelas dia.

Dihubungi terpisah, Siti Maemunah, Ketua Koperasi tambang Produsen Ratu Jaya Perkasa membenarkan aksi pergerakan sejumlah warga ke Cibuluh.

"Pergerakan meminta izin ke negara, agar ngasih perizinan untuk tambang rakyat," tuturnya.

Soal jumlah warga yang datang dan menginginkan lokasi itu dilegalkan, Maemunah menyebut, jumlahnya mencapai 1.500 orang penambang.

"1.500 orang, (itu yang tercatat?) betul. Kami ingin menggugat, menggugat hak rakyat, pasal 33 ayat 1 dan pasal 27 ayat 2. Masa rakyat terus dibunuh," jelasnya.

Terkait perjalanan proses pengurusan izin pengajuan lokasi tambang itu, Maemunah menyebut hal itu sudah sampai ke kehutanan dan ESDM. "Sudah memohon kepada kehutanan, dari kehutanan langsung ke ESDM," ucapnya.

Soal kemunculan Eros Djarot yang menjadi bagian dari aksi itu Maemunah membenarkan. Namun menurutnya Eros Djarot datang tidak diundang dan sekadar memberikan dukungan.

"Bukan diundang untuk memberi dukungan beliau yang datang, merasa simpati kepada masyarakat yang teraniaya,"pungkasnya.

Dukungan Eros Djarot

Sementara itu, Eros Djarot, budayawan, sutradara, penulis lagu, penulis skenario dan politikus Indonesia itu datang ke Desa/Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Ia sempat melakukan orasi di hadapan sejumlah penambang.

Berdasarkan informsi, Eros Djarot berada di Sukabumi pada Senin (10/7/2023). Kabar diperoleh, kedatangan Eros adalah untuk memberikan dukungan atas upaya legalisasi kawasan Cibuluh, area Lahan Perhutani yang diklaim memiliki kandungan emas di wilayah tersebut.

"Saya ini berada di Kampung Cibuluh, Desa Ciemas. Kenapa saya ke sini, penting untuk dicatat. Hal seperti ini bukan hanya terjadi di sini, tapi di sini yang bisa kita jadikan satu kasus yang bisa kita cermati bersama. Tadi sudah dengar ya, ini semua penambang ya? Di sana juga penambang ya, jumlahnya itu 1.500 penambang yang artinya 1.500 kepala keluarga betul ya? Dan sekarang semua merasa teraniaya, betul ya," kata Eros Djarot seperti dikutip detikJabar dari video yang tersebar, Rabu (12/7/2023). Dalam video itu terdengar beberapa orang menjawab secara serempak.

Beberapa kali terdengar Eros Djarot bertanya ke sejumlah orang yang diklaim adalah sebagai penambang. Berkali-kali juga mereka yang datang menjawab betul.

"Padahal tidak lebih ya, hanya ingin bisa makan. Kedua lebih dari itu bisa menyekolahkan anak, Kalau lebih dari itu bisa membangun kehidupan yang layak, Lebih dari itu bisa hidup yang dijanjikan para pemimpin kita, bahwa rakyat wajib hidup kesejahteraan dalam kemakmuran, kemakmuran dalam keadilan, dan keadilan yang berkemakmuran kan gitu ya?," ujar Eros Djarot.

"Oke sekarang gini, harus dicatat ya, dalam UUD (45) pasal 33, di ayat 1,2,3, itu jelas itu ya? Bahwa kekayaan yang ada di alam, di bumi nusantara ini, ya air dan alam yang terpendam disini, sepenuhnya, seharusnya dikuasai oleh negara tapi untuk apa? Untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," tuturnya masih dalam video tersebut.

Masih dalam cuplikan video lainnya, Eros Djarot terdengar bertanya ke anggota kepolisian dan tentara yang berada di lokasi.

"Ditangkap-ditangkap, malah yang dimuliakan justru korporasi dari luar, ini enggak benar ya. Pertanyaan saya mau terus begini nggak? Kalau betul tidak mau ayolah kita kerjasama dengan pak polisi, sekarang giliran saya nih, anda mewakili polsek, pak kapolres pak kapolri loh di sini ya, anda perwakilan Kapolri di sini pertanyaan saya sederhana, bapak bersedia bekerja sama dengan rakyat ini menjalin ketertiban. Siap, siap?," tanya Eros Djarot, terdengar kalimat siap dalam video itu.

"Anda ini mewakili panglima angakatan darat, angkatan darat mau bersatu dengan rakyat, jadi siap enggak pak melindungi mereka," ucap Eros Djarot dan terdengar juga jawaban siap.

Masih dalam potongan video, Eros Djarot juga mengaku siap berdebat dan berargumentasi soal langkah yang kini ditempuh warga penambang.

"Sekali lagi saya tandaskan tidak ada alasan bagi pemerintah atau pimpinan di departemen yang mencoba memanipulasi, kalau teman-teman di kementrian ESDM mau berdebat sama kami silahkan, mau beradu argumentasi dengan kami silahkan. Kami siap kapan saja ya, kalau para penegak hukum di kepolisian di kejaksaan, di kehakiman ingin bertukar pikiran, meluruskan yang bengkok dan menanyakan apa saja tentang kebenaran yang sesungguhnya terus terang ya sampean sampean siap ya?," beber Eros Djarot.

Eros Djarot juga meminta para penambang untuk tidak melakukan hal yang bersikap anarkis. "Saya minta saya datang ke sini jangan sia-sia ya, jangan bakar-bakar dengan marah-marah dulu ya, itu nanti belakangan ya. Belakangan, kalau sudah buntu apa boleh buat, mempertahankan hak," tegasnya.

Diketahui, sejumlah warga penambang menginginkan legalitas dan pemberian IPR, Izin Pertambangan Rakyat dan WPR, Wilayah Pertambangan Rakyat di Cibuluh yang sempat viral karena kandungan emasnya. Di lokasi itu pula, dua orang gurandil alias penambang emas ilegal tewas.

Halaman 2 dari 2
(sya/mso)


Hide Ads