Mengenal Cassius, Buaya Raksasa dan Tertua di Dunia

Kabar Internasional

Mengenal Cassius, Buaya Raksasa dan Tertua di Dunia

Tim detikEdu - detikJabar
Selasa, 11 Jul 2023 02:00 WIB
Cassius, buaya penangkaran terbesar di dunia sejak 2011.
Cassius, buaya penangkaran terbesar di dunia sejak 2011. (Foto: Marineland Melanesia)
Jakarta -

Buaya merupakan salah satu predator paling mematikan di alam liar. Habitatnya yang bisa hidup di dua alam, membuatnya lebih mudah untuk berburu mangsa atau bahkan bisa mengancam keselamatan manusia jika secara kebetulan berpapasan langsung dengannya.

Di Australia, ada seekor buaya air asin (Crocodylus porosus) yang hidup di penangkaran sejak 2011. Namanya Cassius dan merupakan pemegang Guinness World Records atau rekor dunia untuk kategori buat terbesar di alam ini.

Melansir detikEdu, Cassius saat ini menghuni sebuah penangkaran di Taman Buaya Marineland, Green Island, Great Barrier Reef, Australia. Saat pertama kali ditangkap, buaya tersebut memiliki tubuh sepanjang 5,13-5,48 meter dengan ekor yang putus sekitar 15 cm dan sedikit bagian moncong hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cassius ditangkap di Sungai Finniss, Stasiun La Belle, wilayah peternakan sapi di barat baya Darwin, Australia pada tahun 1984. Penangkapan buaya terbesar di dunia itu dilakukan menyusul banyaknya laporan pemilik sapi yang mengeluh kehilangan ternak.

Ditangkapnya Cassius pun menarik perhatian seorang peneliti buaya bernama Profesor Graeme Webb. Webb saat itu juga ikut terlibat dalam penangkapan buaya tersebut yang disebutnya memiliki bentuk tubuh tidak normal.

ADVERTISEMENT

"Dia dulunya adalah buaya degil tua yang besar ... buaya seukuran itu tidak normal. Tingginya 16 kaki (4,87 m), sekitar 10 inci (25,4 cm) dengan setidaknya 6 inci (15 cm) ekornya hilang dan sedikit moncongnya hilang," kata Webb, dikutip dari ABC News, sebagaimana dilansir detikJabar.

Adapun moncong yang hilang tersebut berkaitan dengan tuduhan kepada Cassius yang diduga kerap melakukan serangan atas perahu pada tahun 1970-an. Pada saat penangkapan, ahli memperkirakan bahwa Cassius berusia antara 30 dan 80 tahun.

"Ujung moncongnya patah, yang didapatkan sepertinya karena terkena baling-baling (pada perahu)," ujar Webb.

"Dia sangat mungkin lebih dari satu abad, mungkin 120 tahun," tuturnya menambahkan.

Perkiraan usia Cassius yang 120 tahun sendiri didasarkan pada penelitian internasional pada reptil besar. Meski tidak bisa dipastikan secara rinci, namun Cassius tetaplah memiliki usia yang sangat tua. Sebab, pada akhir 2022 lalu Cassius terlihat masih sehat saat dikunjungi Profesor Webb.

Bahkan Webb mengamati Cassius tumbuh lebih besar. Hal ini dikatakannya, tidak biasa untuk buaya besar. "Dia besar dan tua ketika kami menangkapnya dan 38 tahun kemudian dia masih hidup. Itu memberi kita pengetahuan serius tentang umur panjang," ucapnya.

Meski telah hidup 35 tahun di penangkaran, diketahui Cassius masih tergolong buaya yang aktif dan selalu siap untuk berinteraksi saat reptil tua lainnya tidak tertarik.

Artikel ini sudah tayang di detikEdu, baca selengkapnya di sini




(ral/dir)


Hide Ads