Tangis Nurjaman saat Terjebak di Lokasi Kebakaran

Kisah Sang Penakluk Api

Tangis Nurjaman saat Terjebak di Lokasi Kebakaran

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 11 Jul 2023 19:30 WIB
Damkar Kota Cirebon
Nurjaman, petugas Damkar Kota Cirebon. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Kota Cirebon -

Memadamkan kobaran api yang membakar sebuah bangunan bukanlah pekerjaan mudah. Keberanian hingga kemampuan yang mumpuni sangat dibutuhkan dalam menjalankan misi tersebut. Sebab jika tidak, bukan tidak mungkin nyawa jadi taruhannya.

Hal itu lah yang pernah dirasakan Nurjaman selama menjalani profesinya sebagai pemadam kebakaran. Nurjaman telah menjalani pekerjaan tersebut selama kurang lebih 23 tahun.

Saat ini, Nurjaman telah menjabat sebagai Kasi Kesiapsiagaan, Operasi, dan Penyelamatan Kebakaran di Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama puluhan tahun menjadi petugas pemadam kebakaran, ada banyak cerita serta pengalaman yang sudah dilalui dan dirasakan oleh Nurjaman bersama rekan-rekannya.

Pengalaman menegangkan yang menerkam pikiran Nurjaman adalah peristiwa kebakaran rumah toko (ruko) di Kota Cirebon pada 2010. Saat itu, ia nyaris putus asa dan berpikir nyawanya akan hilang.

ADVERTISEMENT

Cerita itu bermula saat petugas damkar menerima laporan. Berbekal sejumlah peralatan pendukung, petugas langsung bergerak memadamkan kobaran api yang melanda gedung dua lantai itu. Nurjaman salah satu yang ditugaskan. Nurjaman saat itu mendapatkan mandat untuk menerjang masuk ke dalam bangunan yang kebakaran.

Dalam upaya pemadaman ini, saat itu Nurjaman masuk ke dalam bangunan ruko melalui salah satu jendela yang ada di lantai dua dengan membawa senter sebagai sumber penerangan. Mengingat saat itu, peristiwa kebakaran tersebut terjadi pada malam hari.

Singkat cerita, setelah berhasil masuk melalui jendela yang ada di lantai dua, Nurjaman pun berniat untuk turun ke lantai satu melalui tangga yang ada di dalam bangunan ruko.

Namun, saat hendak turun melalui tangga tersebut, Nurjaman justru terpeleset hingga terjatuh ke lantai satu. Sementara senter yang ia bawa terpental entah kemana.

"Jadi waktu itu kobaran api kan ada di lantai satu. Makanya saya masuk lewat jendela atas. Niatnya saya mau turun untuk memadamkan api yang ada di lantai satu. Tapi waktu itu saya kepeleset terus jatuh ke bawah. Senternya juga nggak tau kemana," kata Nurjaman, belum lama ini.

Saat terjatuh ke lantai satu, Nurjaman sendiri mengaku sempat dihampiri rasa panik. Sebab kata dia, saat itu api yang membakar bangunan gedung belum padam. Di sisi lain, pandangannya pun tidak bisa melihat sekitar akibat terhalang oleh kepulan asap.

"Saya sempat nangis waktu terjebak di dalam. Waktu itu sampai berpikir mungkin umur saya cukup sekian. Orang-orang yang di luar juga sudah pada berteriak 'Nurjaman masih di dalam'. Yang di luar udah pada berteriak begitu," kata Nurjaman.

Di tengah situasi mencekam itu, Nurjaman sendiri terus berupaya untuk mencari jalan agar bisa keluar dan menyelamatkan diri dari dalam bangunan gedung yang terbakar. Dan beruntungnya, saat itu ia berhasil menemukan senter yang sebelumnya sempat terpental.

Bermodalkan alat penerangan itu, ia pun lantas melanjutkan upayanya untuk mencari akses jalan agar bisa segera keluar dari dalam bangunan yang terbakar.

"Waktu itu senternya nggak sengaja ketendang sama saya. Dan, kebetulannya saat itu senternya nyala lagi waktu ngga sengaja ketendang. Setelah saya raih senter, saya langsung cari selang (pemadam kebakaran)," kata dia.

"Karena kalau kita terjebak di dalam gedung ketika terjadi kebakaran, itu patokannya selang. Makanya saya ikutin selang. Karena selang itu pasti mengarah ke jalan keluar," terang Nurjaman.

Ia menambahkan, teknik menyelamatkan diri seperti itu merupakan salah satu pengetahuan yang ia dapat dari hasil mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan. Alhasil, ia pun berhasil menyelamatkan diri dengan cara keluar melalui jendela yang ada di lantai dua.

"Waktu itu saya sudah nangis. Tapi Tuhan berkehendak lain hingga akhirnya saya bisa selamat. Itu lah pengalaman yang menurut saya paling mencekam," demikian Nurjaman.

(sud/sud)


Hide Ads