Evakuasi Sapi Jumbo dari Sumur Tua di Gelapnya Malam

Kisah Sang Penakluk Api

Evakuasi Sapi Jumbo dari Sumur Tua di Gelapnya Malam

Fathnur Rohman - detikJabar
Senin, 10 Jul 2023 10:01 WIB
Petugas regu dua Damkar Kuningan, Wawan Setiawan (tengah) dan anggota lainnya saat memakai peralatan tugas
Petugas regu dua Damkar Kuningan, Wawan Setiawan (tengah) dan anggota lainnya saat memakai peralatan tugas (Foto: Fathnur Rohman/detikJabar)
Kuningan -

Impian kecil Wawan Setiawan akhirnya terwujud. Sejak beberapa tahun terakhir, dia sigap membantu warga yang butuh pertolongan. Rasa sosialnya memang tinggi, karena itulah Wawan rela mengabdi. Tapi bukan menjadi pahlawan, melainkan bertugas sebagai petugas pemadam kebakaran.

Sudah tujuh tahun pria asal Desa Cimaranten ini bertugas di UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan. Sedari kecil, Wawan telah bercita-cita menjadi pasukan seragam biru.

Setiap orang pasti punya kisah, begitu juga Wawan. Memadamkan api hingga mengevakuasi binatang liar pernah ia lakukan. Bahkan, ada satu momen penyelamatan yang sulit dilupakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada detikJabar, Wawan mengatakan pengalaman menarik ini terjadi ketika dia bersama regu dua Damkar Kuningan ditugaskan untuk mengevakuasi sapi jantan berbobot mencapai 5 ton. Saat itu hewan ternak tersebut masuk ke sumur sedalam 15 meter.

Pekerjaan tersebut cukup berat. Sebab, sumur di Desa Cipari, Kabupaten Kuningan ini hanya memiliki diameter sekitar 50 cm. Padahal sapi yang terjerembab punya bobot lebih dari 1 ton. Alhasil Wawan dituntut berpikir cerdas. Jika tidak situasi genting itu bisa menyebabkan hewan di dalamnya tewas.

ADVERTISEMENT

"Pengalaman yang tak terlupakan waktu evakuasi sapi di Desa Cipari. Bobotnya hampir 5 ton, itu sapi perah. Sapi buat bibit. Dalamnya hampir 15 meter. Kita kesulitan di situ. Dengan diameter hanya 50 cm," kata Wawan kepada detikJabar belum lama ini.

Dinginnya udara malam di Kuningan saat itu tak menyurutkan semangat Wawan dan petugas lainnya untuk berangkat ke lokasi. Dari laporan yang diterima, sapi jantan itu awalnya hendak diangkut ke atas mobil. Namun karena berontak, hewan tersebut akhirnya terjebak ke dalam sumur.

Setibanya di lokasi, Wawan langsung bergegas melakukan evakuasi. Upaya pertamanya adalah menempelkan tali beserta perlengkapan rescue lainnya ke tubuh sapi tersebut. Proses awal tak mudah. Namun seiring berjalannya waktu, berkat kerja kerasnya rintangan ini teratasi.

Total seluruh proses evakuasi tersebut berjalan hingga 5 jam. Wawan dan personel lainnya berhasil mengangkat sapi seberat 5 ton itu dari dalam sumur. Nafasnya tersengal-sengal karena sebelumnya, dia harus masuk ke sumur yang terasa menyesakkan itu.

"Kejadiannya malam, saat itu sapi mau diangkut ke Ciamis pakai mobil. Karena berontak, sapinya terperosok ke dalam sumur tak terpakai. Posisinya sapi dalam keadaan meringkuk. Mau masukin alat juga susah. Tapi dengan alat kita, proses evakuasi menjadi lebih efektif," ujarnya.

Ya, Wawan dapat menunaikan tugasnya secara tepat dan efektif berkat peralatan rescue yang mumpuni. Dari atas sampai bawah tubuhnya, telah terpasang item khusus seperti sepatu, helm kuat dan sebagainya.

"Alhamdulillah untuk tupoksi kita pemadaman dan penyelamatan, jadi alat-alat safety sendiri untuk di lapangan sangat cukup dan memadai. Mulai dari sepatu, pakaian bawah sampai atas sudah menjamin tugas kita. Sebelum menyelamatkan, kita sendiri harus selamat," tuturnya.

Petugas regu dua Damkar Kuningan, Wawan Setiawan (tengah) dan anggota lainnya saat memakai peralatan tugasPetugas regu dua Damkar Kuningan, Wawan Setiawan (tengah) dan anggota lainnya saat memakai peralatan tugas Foto: Fathnur Rohman/detikJabar

Di sisi lain, tersedianya mess khusus bagi petugas pun dirasakannya sangat membantu. Ketika masing-masing personel bergantian melaksanakan tugas, pemadam lainnya dapat beristirahat di ruangan tersebut.

Dalam sehari, berbagai permintaan yang umumnya berasal dari warga selalu hinggap di kantor Damkar Kuningan. Artinya pasukan berseragam biru sepertinya tak punya waktu lama untuk bersantai. Meski begitu tugas seberat apapun bisa diselesaikan.

"Kalau tawon itu hampir banyak kita. Setiap malam hampir dua sampai tiga penanganan sarang tawon. Karena kita sudah dibekali dengan alat safety dan cara pemusnahannya, jadi tidak ada kesulitan," ungkapnya.

Menjadi petugas damkar berarti harus siap mengabdi. Keyakinan seperti ini sagat disadari Wawan. Beruntung nasibnya terbilang mujur. Bila disejajarkan dengan damkar kota lain, kesejahteraan dasarnya cukup terpenuhi.

Belum lama ini, Wawan telah lolos seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Jadi segala upaya dan tenaga akan difokuskan demi melayani masyarakat, lantaran urusan dapur di rumahnya sudah relatif aman.

"Kalau jiwa sosialnya sudah tinggi. Apalagi di damkar hal ini perlu. Kerja di sini harus ikhlas, yakin dan berjiwa sosial. Karena kita kerjanya membantu. Untuk kesejahteraan, gaji tenaga harian lepas di sini lebih tinggi. Karena dia ada tunjangan keselamatan, kalau standarnya Rp 1,5 juta. Kalau saya Rp 2 juta lebih. Sudah lolos P3K kemarin," katanya.

Dibekali Alat Rescue Mumpuni

Tugas pemadam kebakaran saat ini tak melulu menjinakkan api. Fungsinya perlahan bergeser, urusan penyelamatan pun sekarang menjadi tugas wajib mereka.

Menurut Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan, Mh Kadafi Mufti, para personelnya selalu menjadi garda terdepan untuk menindaklanjuti aduan masyarakat. Mau sekonyol apapun permintaan itu, pihaknya siap menanganinya.

Meski tugasnya menyelamatkan, pasukan berseragam biru pun harus safety terlebih dahulu. Oleh karenanya, Khadafi tak segan menyuruh anak buahnya memakai perlengkapan khusus guna menjamin keselamatannya.

Paling menarik, mungkin hanya petugas Damkar Kuningan yang memakai helm kevlar level tiga saat bertugas di lapangan. Helm ini digadang-gadang mampu menahan peluru berkaliber 6 milimeter.

"Perlengkapan, kita lihat dari kebutuhan. Itu wajib. Karena kita menyelamatkan, kita juga haru selamat. Mungkin se-Indonesia kita pakai standar helm kevlar level tiga. Jadi insyaallah, peluru kaliber 6 mm masih bisa ditahan. Logikanya, kepala ini mahal. Nyawa juga apalagi. Kita berikan yang terbaik untuk anggota, dan itu sesuai standar. Selain helm ada sarung tangan, baju dan lainnya. Hak mereka juga diberikan," kata Khadafi.

Sampai sekarang, jumlah personel Damkar Kuningan tercatat sebanyak 32 anggota termasuk dirinya. Untuk melakukan tugas, pihaknya memiliki delapan unit kendaraan berbagai tipe.

Kendati sarana dan fasilitasnya cukup mumpuni, tapi untuk menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Kuningan terasa berat bagi petugas damkar. Khadafi mengasumsikan bila satu personel harus backup satu kecamatan. Maka dari itu, dia punya mimpi kecil agar Damkar Kuningan bisa berdiri sebagai lembaga mandiri.

"Memang jumlah personel kami ini terbatas. Kalau sesuai Permendagri Nomor 16/2020, idealnya kami menjadi dinas atau lembaga tersendiri minimalnya tipe C. Jumlah personel kami sampai sekarang berjumlah 32 orang. Harus backup 361 desa, 15 kelurahan, kemudian 32 kecamatan. Dengan luas daratan berpenghuni dan rata-rata kerapatan pemukiman penduduknya ini 1-2 meter, itu luasnya 11.119 km per segi," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads