Cara Kaki Seribu Keluarkan Kakinya Saat Ganti Kulit

Cara Kaki Seribu Keluarkan Kakinya Saat Ganti Kulit

Tim detikEdu - detikJabar
Sabtu, 08 Jul 2023 05:30 WIB
kaki seribu di koper traveler
Ilustrasi kaki seribu (Foto: (CBP Southeast))
Jakarta -

Mllipede atau kaki seribu dikenal karena hewan ini memiliki banyak kaki. Tahu kah kamu dari mana asal kaki seribu banyak ini? Dikutip dari detikEdu, dalam penelitian menyebutkan kaki-kaki yang begitu banyak ini tumbuh setelah pergantian kulit. Saat kaki seribu melakukan pergantian kulit, ia menumbuhkan segmen baru di ujung tubuhnya tanpa kaki.

Kemudian, setelah pergantian kulit berikutnya, segmen-segmen yang sebelumnya baru muncul, tumbuh kembali dengan kaki yang telah terbentuk seutuhnya.

Hasil penelitian terbaru The University of Tokyo, menemukan bahwa pertumbuhan kaki pada kaki seribu memiliki cara yang tidak terduga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangga satu ini dipercaya merupakan salah satu makhluk pertama yang berjalan di darat dan menghirup udara sekitar 420 juta tahun yang lalu.

Tim dari Universitas Tokyo, menjelaskan kaki seribu pertama yang ditemukan memiliki lebih dari 1.000 kaki baru ditemukan pada tahun 2021.

ADVERTISEMENT

Kaki seribu menyukai tempat lembab untuk mereka hidup, sehingga kita juga dapat menjumpainya di bawah pohon rindang. Gaya hidup milik kaki seribu menyebabkannya mereka suka menggali tanah dan mencerna materi tumbuhan yang terdekomposisi. Artinya, serangga ini memainkan peran penting dalam ekosistem kita.

Namun, hingga kini masih banyak yang belum kita ketahui terkait kaki seribu termasuk bagaimana cara mereka mendapatkan kaki yang begitu banyak.

Profesor Toru Miura dari Sekolah Pascasarjana Ilmu Pengetahuan di Universitas Tokyo mengemukakan, pada tahun 1855 ahli entomologi Prancis, Jean-Henri Fabre mengusulkan 'hukum anamorfosis'.

Hukum itu menunjukkan pola pertumbuhan kaki seribu yang telah diketahui sebelumnya. Sayangnya, perubahan fisik yang terjadi pada segmen dan kaki tidak ditambahkan dengan jelas.

"Studi kami signifikan karena menambah pengetahuan morfologi baru pada hukum anamorfosis setelah 168 tahun," tambahnya.

Studi terbaru ini, menemukan bahwa segmen baru sebenarnya mengandung ikatan kaki kecil yang muncul sebagai tonjolan transparan sebelum pergantian kulit dan kemudian menjadi terbentuk sepenuhnya setelahnya.

Penemuan ini dapat membantu kita untuk memahami bagaimana tidak hanya kaki seribu, tetapi arthropoda lainnya atau invertebrata dengan kaki bersendi tumbuh.

Penelitian yang dilakukan menggunakan mikroskop elektron pemindaian atau scanning electron microscope (SEM).

SEM digunakan untuk mempelajari spesies kaki seribu atau dengan nama ilmiah Niponia nodulosa, pada berbagai tahap molting (proses pergantian) dan pertumbuhan.

Selain SEM, tim peneliti juga menggunakan mikroskop pemindaian laser konfokal atau confocal laser scanning microscope (CLSM), untuk melihat apa yang terjadi di dalam kaki seribu.

"Kami mengharapkan bahwa segmen dan kaki akan ditambahkan melalui molting, seperti yang terjadi pada banyak arthropoda lainnya. Namun, kami terkejut menemukan bahwa morfogenesis drastis, proses biologis mengubah bentuk, sebenarnya dimulai sebelum molting," jelas Miura.

Setelah memindai kaki sebu beberapa hari sebelum molting, tim mendapatkan dua pasang kaki kecil yang berkerut di bawah kutikula dari segmen tanpa kaki. Sebelum terjadi proses molting, kaki seribu memiliki tonjolan transparan yang mengandung bungkusan kaki baru.

Penemuan kaki baru tersebut diamati pada permukaan luar segmen yang tertutup oleh membran jaringan tipis.

"Arthropoda umumnya mengalami perubahan morfologis melalui molting, tetapi fenomena yang ditemukan dalam penelitian ini berbeda dari itu. Pada kaki seribu setidaknya, tonjolan transparan dengan kaki muncul dari kutikula elastis (lapisan eksternal yang memberikan dukungan otot) sebelum mereka molting," jelas Miura.

Ia juga menambahkan bahwa hasil ini menunjukkan bahwa mengubah bentuk tanpa molting melalui kutikula juga dapat penting pada arthropoda lainnya.

Arthropoda diketahui, menyusun sekitar 75% dari semua kehidupan hewan di Bumi. Para peneliti menyebutkan bahwa kaki seribu memberikan wawasan baru akan pentingnya perkembangan dan keanekaragaman mereka.

Namun, Miura juga mengatakan bahwa fenomena ini masih belum diketahui hanya terdapat pada spesies kaki seribu yang diamati atau juga terjadi pada spesies lainnya. Oleh sebab itu, para peneliti ingin melanjutkan penelitian terkait mekanisme molekuler yang terlibat dalam anamorfosis.

"Karya kami telah menunjukkan bahwa masih banyak penemuan mengejutkan yang bisa dilakukan di alam, tepat di bawah kaki kita," tambah Miura.

Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.

(wip/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads