Ilmuwan Bongkar Teknik Berjalan di Atas Api

Ilmuwan Bongkar Teknik Berjalan di Atas Api

Tim detikEdu - detikJabar
Selasa, 04 Jul 2023 22:30 WIB
Festival berjalan di atas api yang juga disebut Himawari Matsuri kembali digelar di Jepang. Dalam festival itu warga berjalan tanpa alas kaki di atas bara api.
Ilustrasi berjalan di atas api (Foto: REUTERS/KIM KYUNG-HOON)
Jakarta -

Ritual di di Indonesia kerap menampilkan keunikan dan menyeramkan, salah satunya berjalan di atas api seperti di Bangka dan Papua. Berjalan di atas api tentu memiliki teknik.

Kecelakaan pernah terjadi di sebuah forum.di Amerika Serikat (AS) karena tak mempersiapkan matang soal teknik berjalan di api. Mengutip dari detikEdu, salah satu seminar di San Jose, California, AS diisi dengan sesi berjalan di atas api. Namun, aksi ini berakhir nahas. Para peserta menjerit kesakitan. Sekitar 20 peserta dalam forum itu mengalami luka bakar.

David Willey, fisikawan di University of Pittsburgh, AS mengungkap kecelakaan tersebut terjadi akibat pengaturan bahan baku bara api yang salah. "Pada dasarnya, ada kesalahan besar di sana," kata Willey yang pernah meneliti tentang fisika berjalan di atas bara api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Willey menengarai penyelenggara acara menggunakan jenis kayu yang terlalu panas saat terbakar. Selain itu, dapat juga disebabkan para peserta terlalu cepat masuk ke dalam api setelah bara dipadatkan atau berjalan terlalu lambat di atas api.

Menurut Willey, seharusnya berjalan di atas api dapat dilakukan tanpa rasa sakit atau luka bakar. Pasalnya, ritual kuno berjalan di atas bara api tidak akan menyebabkan cedera, karena kontak kaki dengan bara api yang singkat.

ADVERTISEMENT

Bara api diketahui tidak menghantarkan panas dengan baik. Sehingga kalau berjalan cepat di atas bara api yang terbakar dengan panas tidak lebih dari 538 derajat celsius, kamu tidak akan terluka.

Willey diketahui telah melakukan puluhan kali berjalan di atas bara api. Hal itu, menyebabkan ia mengungkap cara berjalan di atas api yang didasarkan pada hasil penelitiannya.

"Ketika saya mencari literatur tertulis tentang berjalan di atas bara api, semuanya ternyata bersifat kualitatif. Saya ingin mencoba dan memberikan beberapa angka pada hal ini, dan akhirnya bekerja dengan seorang ilmuwan Norwegia yang memiliki model komputer kaki untuk memprediksi kombinasi faktor apa yang mungkin menghasilkan berjalan yang aman," jelas Willey.

Berdasarkan pada penelitiannya, Willey menyarankan untuk tidak menggunakan arang dari pohon zaitun atau robinia karena terlalu panas saat terbakar. Artinya, jika kita menggunakan arang jenis ini maka arang dapat mencapai suhu yang sangat tinggi saat pembakaran.

Jika kalian mau berjalan di atas api, sebaiknya kalian menggunakan arang dari pohon pinus, pohon cemara, dan jenis cemara lainnya. Pasalnya, jenis cemara ini akan terbakar menjadi abu dan tidak membentuk bara api yang membara.

Willey turut mencatat suhu bara api yang tepat dan aman untuk berjalan di atasnya adalah sekitar 482 hingga 538 derajat celsius.

Selain itu, untuk berjalan di atas bara api, padatkan bara api untuk menciptakan permukaan yang datar untuk berjalan. Hal itu dilakukan supaya kaki orang tidak tenggelam ke dalam tumpukan bara api.

Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.

(sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads