Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada 19 Juni 2023. Satelit canggih milik Indonesia itu digadang-gadang terbesar di Asia dan terbesar kelima di dunia.
Dilansir Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagaimana dikutip detikJabar dari detikEdu, Minggu (2/7/2023), satelit tersebut diproduksi oleh Thales Alenia Space, Prancis, pada 2020. Sekadar diketahui, SATRIA-1 memiliki tinggi 6,5 meter, berat 4,5 ton dan dapat beroperasi di orbit hingga 15 tahun.
Selain itu, SATRIA-1 berteknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) dengan kapasitas 150 gigabyte per detik (Gbit/s). frekuensi Ka band.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas peluncurannya itu, SATRIA-1 akan melakukan Electric Orbital Lift (EOR) sekitar 145 hari. Sewaktu mencapai orbit pada 146 derajat bujur timur, SATRIA-1 bakal menjalani serangkaian pengujian yakni In Orbit Testing (IOT), In-Orbit Acceptance Review (IOAR) dan End-to-End Test (E2E Test). Pengujian tersebut guna memastikan performa optimal satelit.
Diperkirakan pada minggu keempat Desember 2023, satelit milik Indonesia tersebut beroperasi dan terhubung dengan ground station. Satelit ini juga akan terhubung dengan Remote Terminal Ground Segment (RTGS) di titik suplai publik.
Peluncuran SATRIA-1 ini bertujuan untuk memperkuat jaringan internet dan layanan digital di daerah tertinggal, daerah perbatasan, dan daerah terpencil (3T).
Artikel ini telah tayang di detikEdu dengan judul Indonesia Punya Satelit Terbesar di Asia, Ini Sederet Fungsinya. Baca selengkapnya di sini.
(bbp/bbn)