Oknum Pegawai Desa di Bandung Bantah Lecehkan Wanita Saat Buat KTP

Oknum Pegawai Desa di Bandung Bantah Lecehkan Wanita Saat Buat KTP

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 22 Jun 2023 19:50 WIB
Pelecehan Seksual
Ilustrasi (Foto: iStock).
Kabupaten Bandung -

Oknum pegawai Desa Banyusari inisial R membantah telah melecehkan seorang wanita inisial SR. Hal tersebut disampaikan R saat menjalani pemeriksaan di Mapolresta Bandung, Kamis (22/6/2023).

"Sebenarnya sih bukan seperti itu ceritanya, emang dia mau bikin KK dan dia chat sama saya, kita kan kenal, dia ngechat ke saya nanya berapa sih biaya KK, kata saya teh Rp 1 juta. Itu kan cuma bercanda, karena kenal kita," ujar R, kepada awak media.

R menyatakan, jika SR bisa datang langsung ke kantor desa untuk membuat dokumen kependudukan. Menurutnya dalam pengurusan dokumen tersebut tidak dikenakan biaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mau (ngurus) mah sok aja ke desa, kata saya. Dia datang ke desa. Nah, udah di desa saya jelaskan kalau soal bikin KK di sini nggak ada pungutan, tapi kadang ada warga yang suka memberi sukarela," tegasnya.

Terkait ajakan bersetubuh, R mengungkapkan pada kesempatan tersebut SR tengah membutuhkan uang. Kemudian meminta dirinya untuk mencari laki-laki untuk membantu keuangannya.

ADVERTISEMENT

"Terus soal bersetubuh. Dia spontan minta cowo ke saya, soalnya lagi butuh uang. Dia kan bentar lagi mau ke Arab, katanya mumpung masih di sini tolong cariin. Kata saya, ada," katanya.

R mengaku pada saat tersebut langsung menawarkan diri kepada SR. Setelah itu langsung disetujui oleh SR. Maka keduanya langsung pergi ke salah satu hotel.

"Nah, saya kan laki-laki, timbul ada hasrat. Udah gitu, saya bilang sama saya aja gimana. Ya sok atuh, katanya. Ya sok atuh hayu. Nah, udah. Saya langsung bawa keluar, ke hotel, ya udah dari situ terjadi (persetubuhan)," jelasnya.

"Jadi nggak ada pemaksaan atau apa. Itu nggak ada sangkut pautnya sama KTP atau KK. Nggak ada sama sekali," tambahnya.

R juga menepis telah menerima uang senilai Rp 1 juta. Namun, R menjelaskan, jika selalu ada warga yang memberinya uang secara sukarela untuk uang ganti bensin.

"Nggak ada transaksi, malah saya jelasin cara membuat dokumennya gimana. Jadi saya nggak ada dikasih uang, saya gak nerima yang dari dia sepeser pun, gak pernah," tegasnya.

Menurutnya pada kesempatan tersebut telah memberikan uang kepada SR. Kata dia, uang tersebut diberikan setelah pulang dari hotel tersebut.

"Malah saya sudah berhubungan, saya kasih uang dia. Saya kasih Rp 100 ribu," bebernya.

Dia menambahkan kenal dekat dengan SR. Menurutnya SR tinggal ngontrak bersama saudaranya di wilayah tersebut.

"Kenal deket, kan tetangga dia. Cuma di situnya dia numpang. Jadi dia kadang ada dan kadang gak ada. Tapi saya Gak tau kerjanya. Gitu lah," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Wanita inisial SR (33) mengadukan pegawai Desa Banyusari inisial R ke polisi. Hal tersebut dilakukan setelah wanita tersebut menerima perlakuan tidak menyenangkan.

Saat ini SR tengah dimintai keterangan di Polresta Bandung. Polisi tengah menyelidiki kasus tersebut.

SR mengatakan, peristiwa tersebut bermula saat dirinya akan membuat dokumen akta anak, kartu keluarga, dan KTP. Dokumen-dokumen tersebut merupakan milik sepupunya.

"Nah pertama berjalan lancar, dari pertama kami sudah bernegosiasi berapa harga gitu kan, terus dia bilang seharga Rp 1 juta, nah itu oke selesaikan dengan nominal segitu dan saya sanggup," ujar SR, saat ditemui di Mapolresta Bandung, Kamis (22/6/2023).

Setelah itu dirinya kembali datang ke desa. Namun pegawai desa inisial R tersebut malah meminta untuk berhubungan badan.

"Habis itu saya datang lagi ke situ dipanggil ternyata dalam nominal Rp 1 juta itu nggak bisa diselesaikan juga, yang beralih dia langsung ngomong katanya itu semua bisa saya urus asal kamu mau berhubungan badan dengan saya," katanya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads