Deru mesin kereta api, terdengar dari arah Bandung ke Garut. Kereta api lokal yang mengangkut ratusan penumpang jarak pendek turun di Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Puluhan orang keluar dari pintu utama stasiun ini. 'Cicalengka β’689 M,' begitulah tulisan sebuah papan yang ada di pintu masuk stasiun ini.
Stasiun ini syarat akan sejarah, meski tidak banyak yang tahu umur stasiun ini sudah mencapai 139 tahun. Bahkan, bentuk bangunan dari stasiun ini tidak banyak berubah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan bersejarah ini, rencananya akan dibongkar karena sedang dilakukan pembangunan stasiun, sama hal nya stasiun sebelumnya, yakni Stasiun Gedebage, Rancakek hingga Cimekar. Pembangunan stasiun ini juga sebagai akses penunjang double track dari Cicalengka menuju ke Stasiun Kiaracondong.
detikJabar berkesempatan berkunjung ke Stasiun Cicalengka, Minggu (18/6/2023). Dari pantauan, pembangunan nampak sudah dilakukan di samping gedung bersejarah di Stasiun Cicalengka. Rangka besi, pun sudah terpasang di kawasan stasiun yang ada di Timur Kabupaten Bandung ini.
Bagian sisi atau bahu rel yang ada di stasiun ini juga sudah dilakukan penataan. Hal itu dapat terlihat dari luar atau di jalan yang menuju ke Stasiun Cicalengka.
Tidak banyak yang tahu ketika detikJabar bertanya kepada warga sekitar terikat sejarah Stasiun Cicalengka. Namun notabene warga yang dijumpai berharap ada kebijakan lain agar gedung bersejarah itu tidak dibongkar.
"Sayang kalau dibongkar, ini bangunan lama tapi menyimpan banyak cerita," kata Dewi Iliawati (26) dijumpai detikJabar usai keluar dari Stasiun Cicalengka.
Hal serupa juga dikatakan Amir Nuazis (45). Dia sepakat dengan Dewi berharap agar pembangunan stasiun baru tak mengorbankan bangunan bersejarah.
"Kalau bisa biarkan bangunan sejarahnya, tetap dilestarikan, daripada diratakan, kan sayang," ucap Amir.
Sebelumnya, muncul petisi agar Stasiun Cicalengka tidak dibongkar oleh Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Barat. Petisi itu dibagikan secara online dalam laman website dan sudah ditandatangani lebih dari 200 orang.
Hafidz Azhar pembuat petisi mengatakan, petisi itu dibuat sebagai pengingat karena bangunan Stasiun Cicalengka ini sudah termasuk bangunan cagar budaya jika dilihat dari segi umur.
"Sekarang alih-alih pembangunan, tapi mereka tidak lihat sisi yang lain dalam artian Stasiun Cicalengka ini belum ada dipugar dan masih asli. Walaupun, ada beberapa semisal tulisan 'Tjijalengka' menjadi 'Cicalengka' ejaan lamanya udah gak ada. Tapi gedung utama stasiun belum dirombak sama sekali, walaupun ada statmen dari komunitas kereta api katanya sudah ada yang dipugar, ditambah dan dirombak, tapi secara kasat mata bangunan masih lama kalau dilihat dari foto umpamanya dibandingkan dengan foto tahun 1900-an," jelas Hafidz kepada detikJabar via sambungan telepon.
(wip/mso)