Ada banyak cerita menarik tentang Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Salah satunya adalah kisah coet atau cobek yang berperan penting bagi perjuangan Bung Karno memerdekakan Indonesia.
Coet itu ada di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Kota Bandung. Inggit sendiri merupakan wanita Bandung yang dinikahi Sukarno.
Kisah Sukarno dan Inggit pun sangat banyak. Salah satunya di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih yang pernah jadi tempat tinggal Inggit dan Sukarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, rumah tersebut diberi nama Rumah Bersejarah Inggit Garnasih. Tempat ini adalah museum yang menyimpan foto, benda bersejarah, serta ragam hal menarik lainnya berkaitan Inggit maupun Sukarno.
Salah satu yang menarik adalah coet. Coet ini memiliki peran penting dalam kiprah Sukarno berjuang.
Coet itu sudah digunakan Inggit sebelum dipersunting Bung Karno pada tahun 1923. Coet itu berfungsi untuk membuat bedak dan jamu di rumahnya. Kebiasaan itu juga, dilakukan Inggit saat tinggal bersama Bung Karno.
Foto Inggit saat membuat bedak dan jamu dengan menggunakan coet atau cobek yang replikanya tersimpan di rumah bersejarah itu. Bahkan, miniatur cobek yang digunakan Inggit tersimpan di salah satu ruangan di rumah bersejarah itu.
"Itu replika, itu untuk menyimpan olahan bikin bedak dan jamu, luluran," kata Jajang, juru pelihata Rumah Bersejarah Inggit Garnasih kepada detikJabar, akhir Januari 2023.
![]() |
Selain itu, Jajang menyebutkan ada tiga tempat yang digunakan Inggit untuk membuat bedak dan jamu yakni di belakang rumah, dalam rumah dan depan rumah.
"Produksi bisa di belakang, dalam rumah atau di depan rumah," tambahnya.
Inggit juga pandai meracik kawai dan tembakau. "Ibu Inggit menjual bedak dan jamu. Ibu Inggit juga membuat kawai atau dalaman kebaya dan meracik tembakau menjadi rokok dan agen kecil-kecilan, home industry," ungkap Jajang.
Di mata Jajang, sosok Inggit adalah perempuan mandiri. Inggit mampu mencari uang sendiri tanpa harus mengandalkan pemasukan dari suami.
"Ketika Ibu Inggit masih bersuamikan H Sanoesi, Ibu Inggit sudah berpenghasilan sendiri, padahal pada waktu itu H Sanoesi sudah mencukupi kebutuhan rumah tangganya, tetapi Inggit membuktikan dia mampu memiliki penghasilan secara pribadi," tuturnya.
Cucu angkat Inggit Garnasih atau Putra Ratna Juami, Tito Asmarahadi (76) membenarkan jika miniatur cobek itu adalah alat yang digunakan sang nenek untuk membuat bedak dan jamu.
"Itu alat produksi, (alat untuk) menggilingnya, sejak Bu Inggit berumur 17-18 tahunan sudah ada," ujarnya.
Baca juga: 5 Fakta tentang Sukarno yang Perlu Kamu Tahu |
Tito menjelaskan, jika gerakan politik yang dilakukan Bung Karno turut didanai dari penghasilan Inggit Garnasih. Di luar itu, penghasilan dari usaha Inggit dipakai untuk kehidupan sehari-hari.
"Iya untuk kehidupan. Bukan itu saja, Bu Inggit buat kebaya, jual segala macam itu untuk membiayai kehidupan rumah tangga bersama Bung Karno dan juga untuk membiayai kegiatan Bung Karno dalam rangka kegiatan politik. Untuk kemerdekaan itu kan Bung Karno perlu dana untuk keliling-keliling, dari sana itu (dananya)," tutur Tito.
(wip/orb)