Kata Bupati Bandung Usai Bertemu Pedagang yang Tolak Revitalisasi Pasar

Kabupaten Bandung

Kata Bupati Bandung Usai Bertemu Pedagang yang Tolak Revitalisasi Pasar

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 15 Jun 2023 20:29 WIB
Bupati Bandung Dadang Supriatna
Bupati Bandung Dadang Supriatna (Foto: Yuga Hassani/detikJabar).
Kabupaten Bandung -

Bupati Bandung Dadang Supriatna bertemu dengan sejumlah pedagang yang kontra dengan revitalisasi Pasar Banjaran. Pihaknya ingin mendengar aspirasi secara langsung dari para pedagang terkait penolakan revitalisasi pasar tersebut.

Dadang mengungkapkan, saat ini jumlah pedagang di Pasar Banjaran ada sebanyak 1.065. Namun, jika ditotal dengan jumlah PKL ada sekitar 1.690 pedagang.

"Saat ini yang sudah mengambil kunci dan setuju pindah ke pasar sementara itu sudah 1.440 pedagang. Artinya sudah hampir 85 persen pedagang pasar banjaran ini sudah menyepakati," ujar Dadang, kepada awak media, Kamis (15/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya saat ini tinggal 200 pedagang yang masih belum memutuskan pindah ke Tempat Pedagang Berjualan Sementara (TPBS). Pedagang tersebut tergabung dalam Kewarppa.

"Saya terima dan sengaja saya undang. Kenapa, karena saya tidak mau sepihak. Karena yang setuju revitalisasi dan yang tidak setuju semua masyarakat saya selaku Bupati Bandung. Artinya harus mengayomi semuanya," katanya.

ADVERTISEMENT

Dadang mengungkapkan dari hasil audiensi tersebut terdapat beberapa poin yang telah disepakati. Bahkan dirinya meminta ada pertemuan kembali guna menyelesaikan permasalahan yang ada.

"Setelah saya ketemu sebagian pedagang pasar yang belum setuju. Ternyata memang ada beberapa poin yang diusulkan. Alhamdulillah tadi sudah ada pembicaraan awal. Saya yakin bukan hanya satu pertemuan selesai," ucapnya.

Hasil poin audiensi tersebut adalah para pedagang tersebut setuju dengan adanya revitalisasi pasar. Namun semuanya menggunakan APBN atau APBD.

"Nah saya sampaikan juga tadi, saat ini APBD kita tidak mampu membangun pasar yang representatif. Kedua, mengenai pedagang minta diskon harga. Ketiga, ada yang bekas pasar waktu 2007 kebakaran, swadaya pedagang, ini minta kompensasi," tuturnya.

Selanjutnya para pedagang yang tergabung dalam Kerwappa untuk dilibatkan dalam pengawasan. Kemudian pembayaran kios bisa dibayarkan setelah selesai dibangun. Para pedagang juga ingin dilibatkan dilibatkan dalam pengelolaan pasar.

"Nah ini sudah ada titik terang kalau pendapat saya. Tinggal di sini apakah misalkan menyetujui harganya berapa segala macem, ya kami nanti akan ada pertemuan lanjutan," ungkapnya.

Menurutnya jika terdapat pedagang yang belum sepakat bisa berkomunikasi dengannya secara langsung. Hal itu agar permasalahan yang ada bisa segera diselesaikan.

"Saya buka ruang komunikasi, silahkan. Sehingga ada titik temu dan solusi. Saya yakin ini pasti selesai. Insyaallah kita ada solusi," kata Dadang.

Sementara itu, kuasa hukum pedagang yang menolak revitalisasi, Hari Haswidi menyebutkan, revitalisasi pasar jangan sampai memberatkan para pedagang.

"Kami apresiasi Bupati sudah memerintahkan Kasatpol PP dan Kadisperindag untuk menghindari tindakan-tindakan yang mengarah ke intimidasi," kata Hari.

Hari menjelaskan terkait uang kompensasi akan dibicarakan dengan pengembang, menurutnya masih perlu adanya pertemuan kembali dengan Bupati Bandung.

"Nanti dengan pengembang kita akan bicarakan, karena tadi itu masih ranah informasi dari para pedagang yang tidak mungkin bisa kita sepakati dalam satu hari ini karena point-pointnya," bebernya.

Hari menambahkan terkait harga kios pun bisa dikoordinasikan kepada pengembang. Pasalnya harga kios tersebut bervariatif.

"Jadi tidak sama, untuk pedagang lama itu lebih murah dibanding pedagang baru. Itu yang ditawarkan oleh pengembang ya bukan kesepakatan. Sementara ada yang Rp 20 juta, ada yang rendah Rp 17 juta. Kita minta ada kebijakan khusus megenai harga," kata Hari.

"Jadi nanti para pedagang itu menyampaikan berapa harga yang diinginkan ke Kerwappa dan nanti Kerwappa bertemu dengan pengembang," pungkasnya.

(mso/mso)


Hide Ads