Beberapa anak beruntung karena dilahirkan di tengah keluarga yang cukup materi. Sebagian lainnya, beruntung karena diberi hati dan tulang yang kuat, untuk bisa memperjuangkan hidupnya sendiri.
Kalimat kedua, mungkin cocok untuk menggambarkan Nazwar Mutaqin, seorang bocah berusia 8 tahun asal Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.
Belakangan ini, Nazwar jadi perbincangan karena berbeda. Berbeda, dengan anak-anak sebayanya. Jika pada umumnya anak berusia 8 tahun riang bergembira untuk bermain, Nazwar justru sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia harus berjuang sendiri, mempertahankan kehidupannya dengan berjualan bacil sepulang sekolah.
Kisah Nazwar ini viral di media sosial, usai sejumlah warganet mengunggah aksi Nazwar saat berdagang di Instagram. 'Mengandung bawang', kisah Nazwar ini banyak membuat warganet terenyuh.
"Ade itu sudah lama berjualan, jawaban yang paling buat terharu, meringankan beban orang tua, daripada main mending nyari uang dari hasil jualan. Tetap semangat para pejuang rupiah, bagus dari kecil sudah berjiwa usaha. Bukan minta2. Ciri2 orang yang akan sukses de," tulis salah seorang warganet mengomentari postingan tentang Nazwar di Instagram.
Setelah viral di media sosial, Nazwar sontak menjadi perbincangan. Dari bocah tak dikenal dari pinggiran kota Garut, menjadi sosok penyemangat masyarakat.
detikJabar, berkesempatan untuk berbincang dengannya. Nazwar berhasil ditemui, saat sedang berdagang di kawasan pertokoan Intan Business Center (IBC) Garut, Jalan Guntur.
"A meser A (A beli A)," ucapnya santun saat dikunjungi detikJabar.
Bocah satu ini, sangat santun. Namun, ketika diajak detikJabar untuk berbincang, anak yang kini duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar ini langsung curhat.
"Kemarin banyak yang motoin. Ada bapa pejabat juga datang ke rumah," celetuknya dengan polos.
Nazwar mengaku mendapat banyak kunjungan ke rumahnya usai viral di media sosial. Meski begitu, wajah polosnya seolah mengatakan Nazwar tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ngomong-ngomong soal dagang bacil, Nazwar sendiri mengaku sudah berjualan sejak lama. Dia tidak mengingat pasti, kapan dia mulai berjualan. Tapi yang pasti, setelah ibunya meninggal.
"Ibu meninggal. Bapa gawe (kerja) bangunan. Setiap hari suka ke sini. Biasanya jualan di depan Alfamart dan Mixue karena banyak uangnya," ucap Nazwar sambil tersenyum.
Nazwar menjual bacil milik tetangganya. Dalam sehari, dia membawa sekitar 50 bungkus bacil yang dihargai Rp 2 ribu. Nazwar biasanya mendapatkan komisi dari sang pemilik, sekitar Rp 10 hingga 25 ribu sehari.
"Ya kadang habis, kadang enggak. Tapi lumayan, daripada main," ungkap Nazwar.
Sorot mata mungilnya tak bisa berbohong. Beberapa anak kecil yang dituntun orang tuanya saat berbelanja di tempat Nazwar berdagang, membuatnya tak bisa berkata-kata.
Namun, Nazwar beruntung, karena diberi kekuatan hati dan raganya. Dia mengaku tetap ingin berjualan untuk mempertahankan hidup.
"Bantu-bantu orang tua. Uangnya juga bisa dipakai jajan," katanya.
Nazwar sendiri mengaku merupakan anak ketiga dari lima anak di keluarganya. Dua adiknya saat ini masih kecil. Sementara dua kakaknya, sekarang sekolah di SMP.
"Kakak ikut jadi badut (pengamen badut)," kata Nazwar.
Meski harus berjuang sendiri mempertahankan kehidupannya, Nazwar mengaku tak patah semangat. Dia juga mengaku tak bolos sekolah, agar bisa mengejar cita-citanya.
"Pengen jadi orang sukses," pungkas Nazwar.
(yum/yum)